Ekonomi dan Bisnis

Menakar Potensi Biomssa jadi Ceruk Ekonomi Baru

Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Eddy Soeparno mengatakan, Indonesia yang menargetkan pertumbuhan ekonomi antara 7-8 peresen tentunya membutuhkan dukungan suplai energi yang tinggi. Sehingga, ia melihat pentingnya ekosistem energi nasional yang bertopang pada sumber energi yang beragam dan berkelanjutan, salah satunya biomassa.

Dirinya menyampaikan, guna mendukung upaya tersebut DPR dan pemerintah telah mengetok Rancangan Peraturan Pemerintah terkait Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN), di mana salah satu isinya terkait peningkatan pemanfaatan biomassa atau bahan bakar nabati (BBN). Hal ini bertujuan untuk mengembangkan sumber-sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

”Kita ini punya kemampuan untuk mengembangkan yang namanya biomassa, BBN. Ini sumbernya bisa datang dari hutan tanaman energi (HTE),” ucap Eddy, dikutip Jumat, 4 Oktober 2024.

Ia menambahkan, dalam RPP KEN, pemanfaatan BBN harus dilakukan dengan mempertimbangkan keseimbangan, ketahanan energi, dan ketahanan pangan. Melalui proses yang benar, upaya ini nantinya justru akan menghadirkan ekonomi sirkular yang berkelanjutan bagi masyarakat, termasuk lingkungan.

”Ekonomi sirkular ini harus kita gerakkan. Dan ini membutuhkan bantuan, dukungan dari semua stakeholder terkait, termasuk METI,” ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Trois Dilisusendi memaparkan, Pemerintah sangat mendukung inisiatif PLN-METI untuk terus meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), khususnya biomassa. Mengingat, Kata Trois, potensi biomassa terutama untuk sektor kelistrikan atau PLTBm cukup besar, yakni mencapai 57 gigawatt (GW).

Baca juga : Ubah Lahan Kritis Jadi Produktif, PLN Kembangkan Ekosistem Biomassa Berbasis Pertanian Terpadu

“Kita sangat paham bahwa bioenergi adalah bagian dari dunia energi yang memang bisa dikatakan paling lengkap. Kenapa? Karena dia bisa menggantikan seluruh energi fosil. Kemudian sektor yang (digantikannya) bisa lengkap, bisa kelistrikan, bisa sebagai pembangkit bioenergi, bisa untuk transportasi menggantikan BBM,” jelasnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa PLN terus berkomitmen untuk mendukung pemerintah melakukan penurunan emisi karbon, terutama di sektor kelistrikan. Salah satunya dengan membangun ekosistem biomassa yang andal untuk menyuplai kebutuhan pembangkit.

“PLN membangun ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan. Dalam hal ini kami menjalin kolaborasi dengan masyarakat, pemerintah daerah dan pemangku kebijakan terkait dengan memanfaatkan lahan-lahan kritis menjadi penyuplai biomassa dengan sistem pertanian terpadu,” ungkap Darmawan.

Baca juga : Libatkan Ribuan Petani, OASA Bangun Pabrik Biomassa di Blora

Darmawan memaparkan, hingga triwulan 3 tahun 2024, PLN telah memanfaatkan 3 juta ton biomassa dalam program co-firing untuk 46 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 3,2 juta ton CO2e.

Pemanfaatan biomassa ini juga memberikan nilai ekonomi untuk masyarakat hingga Rp2 triliun per tahun dan melibatkan sebanyak 250 ribu orang.

“Jumlah pemanfaatan biomassa ini akan terus ditingkatkan menjadi 10 juta ton di tahun 2025 guna memenuhi kebutuhan biomassa di 52 PLTU milik PLN,” imbuhnya.

Ketua Umum METI sekaligus Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan kolaborasi dengan BUMN maupun swasta guna mengembangkan lahan kosong untuk ditanami tanaman energi. Selain itu, pihaknya juga mendorong pemanfaatan limbah sebagai biomassa untuk pembangkit listrik.

Wiluyo juga mengajak setiap pihak yang berkepentingan untuk menjalin kolaborasi bersama. Sehingga, ekosistem yang kokoh bisa terbentuk untuk dapat memanfaatkan potensi besar biomassa di Tanah Air.

“Biomassa ini adalah potensi yang sangat melimpah di Indonesia dan merupakan salah satu kekuatan pertahanan energi. Karena materi dari biomassa memiliki banyak manfaat, hanya tinggal bagaimana kita memanfaatkannya,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Hingga September 2024, Penyaluran KUR Bank Mandiri Tembus Rp32,20 Triliun

Jakarta - Bank Mandiri mencatat hingga akhir September 2024 realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)… Read More

36 mins ago

Kemenkeu Gali Potensi Keuangan Publik Islam untuk Perekonomian RI

Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menyatakan pemerintah akan memanfaatkan potensi keuangan publik Islam… Read More

39 mins ago

KemenKopUKM Tekankan Pentingnya Inovasi Pembiayaan bagi UMKM

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkomitmen mendukung pertumbuhan usaha tak hanya di kelas… Read More

2 hours ago

ANZ dan Keluarga Gunawan bakal Lepas Saham Kendali di Panin Bank

JAKARTA – Bank asal Australia, ANZ dan keluarga Gunawan, pendiri Panin Group tengah mempertimbangkan untuk… Read More

2 hours ago

IFG Progress: Biaya Kesehatan Naik, Tantangan Pengelolaan Risiko di Asuransi

Jakarta – Hasil riset lembaga think tank Indonesia Financial Group (IFG), IFG Progress menunjukkan bahwa… Read More

3 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka Flat Cenderung Melemah pada Level 7.548

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB (4/10) indeks harga saham gabungan… Read More

3 hours ago