Oleh Yazid Bindar, Guru Besar Institute Teknologi Bandung
PELEMAHAN nilai tukar rupiah yang kini menembus angka Rp17.000 per 1 USD telah menyalakan alarm di kalangan pelaku pasar, akademisi, dan publik luas. Kenaikan tajam dari kisaran Rp16.000-an dalam waktu singkat mengindikasikan tekanan serius terhadap perekonomian nasional.
Banyak yang mulai bertanya: apakah ini pertanda bahwa Indonesia sedang menuju krisis moneter kedua, setelah 1998? Apalagi, jika nilai tukar terus melemah dan melintasi angka psikologis Rp20.000 per dolar Amerika Serikat (AS), maka skenario terburuk bisa saja menjadi kenyataan.
Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memproyeksikan bahwa aset kelolaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata… Read More
Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada kuartal… Read More
Jakarta - Phintraco Sekuritas mencermati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada esok hari, Selasa,… Read More
Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menunjuk tujuh nama yang akan menjadi Panitia Seleksi (Pansel) pemilihan… Read More
Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) menargetkan sebanyak 2,6 juta nasabah blu by BCA… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa per 25 April 2025 sebanyak 32… Read More