Keuangan

Memilih Peluang Investasi Menjelang Pilpres 2024

Jakarta – Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sudah didepan mata. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ketidakpastian politik perihal pemilu kerap menimbulkan kekhawatiran sebagian investor dalam memilih investasi.

Secara historis, kinerja pasar saham dan obligasi di tahun politik lebih dipengaruhi faktor makro ekonomi global dan domestik. Lantas seperti apa strategi investasi yang lebih baik jelang Pilpres 2023.

Chief Economist and Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan mengatakan, investor sebaiknya mengetahui lebih dulu kondisi pasar di dalam dan luar negeri dalam menentukan strategi investasi.

Baca juga: BEI Optimistis Pasar Modal Bergairah Selama Tahun Politik, 2 Sektor Ini Bakal Cuan

Berdasarkan pengamatannya, kondisi pasar Asia masih menawarkan iklim investasi yang cukup ideal bagi para investor. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang membaik, angka inflasi yang mulai melandai, dan suku bunga di kawasan ini juga diperkirakan sudah berada di puncaknya. 

Adapun dari pasar domestik, kondisi pasar saham masih stabil berdasarkan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 21 September 2023 untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen. 

Keputusan BI ini telah memperhitungkan potensi kenaikan suku bunga The Fed satu kali lagi hingga akhir tahun 2023. Faktor lainnya dari domestik adalah perekonomian Indonesia yang dipandang masih tetap bagus. 

Hal ini didukung oleh angka inflasi Agustus 2023 yang tetap terjaga di kisaran sasaran 3,0±1 persen dan stabilnya nilai tukar rupiah (yang menjadi salah satu penopang utama sentimen terhadap aset investasi Indonesia, baik untuk portofolio investasi maupun penanaman modal). 

Adapun perihal Pilpres 2024 kata dia, dari tahun ke tahun menunjukan tren yang aman sehingga menjadikan pasar investasi menunjukan sisi positif. 

“Jika kita melihat Pemilu tahun-tahun sebelumnya, setiap kali market justru malah naik. Jadi mungkin ditopang oleh aktivitas ekonomi yang lebih meningkat, purputaran uang hingga konsumsi oleh dana kampanye,” kata Katarina dalam acara virtual bertajuk “Pengukuhan Kerja Sama Bank BTPN dan MAMI, Kamis, 2 November 2023.

Lantas seperti apa strategi yang perlu dilakukan investor menghadapi Pilpres 2024 ? Katarina menekankan pentingnya diversifikasi yang disesuaikan dengan tujuan keuangan, jangka waktu, dan profil risiko investor.

Baca juga: Mau Investasi Obligasi, Baiknya Pilih Reksa Dana atau SBN?

“Kita melihat diversifikasi adalah pasar yang tepat dan disesuaikan dengan profil risiko,” jelasnya. 

Menurutnya, dengan melihat stabilnya suku bunga dan volatilitas imbals hasil oligasi pemerintah, maka investasi di pasar obligasi masih sangat menarik jelang Pilpres 2024.

Sebab, optimisme terhadap pasar obligasi pun terjaga dengan baik, didukung oleh imbal hasil riil yang menarik dan fundamental makro ekonomi yang kuat. 

Selain itu, jeda pada kenaikan suku bunga dan ekspektasi terbatasnya laju penguatan USD dapat mendorong imbal hasil obligasi semakin turun, yang akan berdampak positif terhadap kinerja pasar obligasi. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Rudal Rusia Diduga jadi Biang Kerok Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines

Jakarta – Para pejabat Azerbaijan menduga jatuhnya pesawat penumpang Azerbaijan Airlines, di Kota Aktau, Kazakhstan, pada Rabu… Read More

1 hour ago

Simak Jadwal Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bank Indonesia 2025

Jakarta - Bank Indonesia (BI) menetapkan jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan sepanjang 2025 sebagai… Read More

2 hours ago

PLN Cetak Rekor Baru: Pengisian Daya EV Naik 400 Persen Lebih pada Hari Ke-7 Nataru

Jakarta – PT PLN (Persero) mencatat peningkatan transaksi pengisian daya kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) lebih… Read More

2 hours ago

Jelang Tahun Baru 2025, Rupiah Diramal Masih Tertekan di Atas Rp16.000 per Dolar AS

Jakarta – Menjelang tahun baru 2025, nilai tukar rupiah diperkirakan masih berada di atas Rp16.000 per dolar… Read More

3 hours ago

Naik 0,19 Persen, IHSG Dibuka Hijau ke Level 7.078

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (27/12), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

3 hours ago

Harga Emas Antam Naik Rp8.000, jadi Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Jumat, 27 Desember… Read More

4 hours ago