Masih banyaknya perbankan nasional yang modal intinya di bawah Rp1 triliun atau kategori BUKU 1, dan BUKU 2 dengan modal inti di kisaran Rp1 triliun hingga Rp5 triliun menjadi persoalan tersendiri. Terlebih saat proses pembukaan sektor keuangan dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) semakin dekat.
Baca juga: Kala Bank Berlomba Mempertebal Pencadangan
Bank-bank regional bahkan sudah lebih dahulu masuk ke pasar perbankan Indonesia lewat gurita usahanya. Sebut saja tiga bank jagoan Singapura tadi, DBS, OCBC dan UOB yang sudah punya anak usaha di Bumi Pertiwi. Belum serbuan bank-bank Malaysia, lewat Grup Maybank dan CIMB yang sudah lebih dulu hadir di Tanah Air.
Untuk itu perlu usaha ekstra dari perbankan nasional untuk membangun kekuatannya, karena memahami karakteristik pasar dalam negeri dan local wisdom saja tidaklah cukup. Peningkatan permodalan menjadi sebuah keharusan karena merupakan senjata utama dalam bisnis perbankan. Konsolidasi bisa menjadi salah satu langkah yang ditempuh. (*)
Editor: Paulus Yoga
Poin Penting Gubernur BI Perry Warjiyo melantik 29 Pemimpin Satuan Kerja Bank Indonesia sebagai tindak… Read More
Poin Penting Komisi X DPR RI mendesak evaluasi menyeluruh program MBG, terutama standar operasional, pengawasan,… Read More
Jakarta - PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) menegaskan pentingnya memperkuat ketahanan siber nasional serta peran… Read More
Poin Penting CIMB Niaga Syariah membuka peluang merger dan kemitraan strategis, namun langkah tersebut belum… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat… Read More
Poin Penting Purbaya tolak distribusi baju ballpress ke korban bencana karena meski baru, pakaian ballpress… Read More