Masih banyaknya perbankan nasional yang modal intinya di bawah Rp1 triliun atau kategori BUKU 1, dan BUKU 2 dengan modal inti di kisaran Rp1 triliun hingga Rp5 triliun menjadi persoalan tersendiri. Terlebih saat proses pembukaan sektor keuangan dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) semakin dekat.
Baca juga: Kala Bank Berlomba Mempertebal Pencadangan
Bank-bank regional bahkan sudah lebih dahulu masuk ke pasar perbankan Indonesia lewat gurita usahanya. Sebut saja tiga bank jagoan Singapura tadi, DBS, OCBC dan UOB yang sudah punya anak usaha di Bumi Pertiwi. Belum serbuan bank-bank Malaysia, lewat Grup Maybank dan CIMB yang sudah lebih dulu hadir di Tanah Air.
Untuk itu perlu usaha ekstra dari perbankan nasional untuk membangun kekuatannya, karena memahami karakteristik pasar dalam negeri dan local wisdom saja tidaklah cukup. Peningkatan permodalan menjadi sebuah keharusan karena merupakan senjata utama dalam bisnis perbankan. Konsolidasi bisa menjadi salah satu langkah yang ditempuh. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – Di tengah penurunan kunjungan wisatawan, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) tercatat mampu… Read More
Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) siap melayani kebutuhan nasabah seiring tingginya mobilitas… Read More
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More