News Update

Memanfaatkan 8 Juta Diaspora Untuk Akses Pasar Ekspor

Jakarta – Banyak orang Indonesia yang tinggal di luar negeri atau dikenal Diaspora ternyata memiliki keinginan untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Anggota Diaspora mencapai 8 juta, dimana 2 juta diantaranya sudah menjadi warga negara di negara yang mereka tinggali. Mereka tersebar di 42 negara.

“Dan mayoritas atau 1,7 juta orang berada di Belanda. Para Diaspora asal Indonesia umumnya sudah lama atau 20 hingga 30 tahun tinggal di negara lain,” ujar Silas Jaconias Gijsbert Litaay, Ketua Diaspora di Belanda, kepada infobanknews.com, di Jakarta (17/10).

Menurut Gijsbert, sebagian berhasil membuka usaha dengan memasarkan produk-produk asli Indonesia. Misalnya, ada yang membuka restoran Indonesia di luar negeri. Keberhasilan sebagian dari Diaspora yang berbisnis dengan ikut menjual nama Indonesia bisa menjadi inspirasi bahwa mereka ikut memperkenalkan produk dan budaya nusantara di negara lain.

“Karena sudah lama tinggal di negara lain maka para diaspora sangat memahami budaya negara lain, mengerti selera masyarakatnya, serta memiliki network yang lebih luas di negara lain,” jelas Gilsbert.

Menurut Diding S Anwar, Ketua Komite Tetap Pembiayaan Infrastruktur Bidang Konstruksi dan Infrastruktur, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN),
kelebihan Diaspora ini bisa dimanfaatkan untuk membantu memberi informasi mengenai standar produk dan peluang pasar di negara lain.

“Sekarang ini pemerintah sedang menggalakkan ekspor. Informasi mengenai peluang pasar di manca negara sangat berguna bagi para pelaku usaha yang ingin merambah pasar ekspor, misalnya produk-produk UMKM Indonesia,” ujar Diding kepada infobanknews.com.

Diding menambahkan, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo pun sudah berusaha merubah struktur perekonomian dari konsumsi ke produksi.

Hal tersebut terlihat dari kebijakan fiskalnya, yang membesarkan belanja infrastruktur dan mengalihkan subsidi energi ke subsidi bunga untuk pengembangan UMKM, serta paket-paket kebijakan ekonomi yang diarahkan untuk menciptakan iklim bisnis dan kemudahan berusaha.

“Pembangunan ekonomi dari basis konsumsi ke produksi dan mendukung kinerja ekspor nasional, membutuhkan semangat kewirausahaan dari masyarakatnya,” pungkas Diding. (Red)

Dwitya Putra

Recent Posts

Pasar Domestik Lesu, Emiten STRK Agresif Ekspansi ke Pasar Ekspor

Poin Penting STRK agresif ekspansi ke pasar ekspor di tengah lesunya pasar domestik. Capex Rp10… Read More

41 mins ago

Pelemahan IHSG Pekan Ini, Didorong 5 Saham Berikut

Poin Penting IHSG melemah 0,83% pada pekan 22–24 Desember 2025 ke level 8.537,91, seiring turunnya… Read More

2 hours ago

IHSG Pekan Ini Melemah 0,83 Persen, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp15.603 Triliun

Poin Penting IHSG melemah 0,83% pada pekan 22–24 Desember 2025 dan ditutup di level 8.537,91.… Read More

3 hours ago

Lovina Beach Brewery (SRTK) dan Coco Bali Bawa Minuman Lokal Bali Ekspansi ke Pasar Global

Poin Penting STRK menggandeng Coco Bali Pte Ltd untuk memperkuat ekspansi global melalui peluncuran tiga… Read More

9 hours ago

Bandingkan UMP 2026: Jakarta vs Jawa, Selisihnya Mencolok

Poin Penting UMP 2026 telah ditetapkan di 38 provinsi berdasarkan PP Nomor 49 Tahun 2025,… Read More

9 hours ago

PLN Percepat Pemulihan Listrik Aceh Lewat Jalur Kedua Arun-Bireuen

Poin Penting Jalur kedua transmisi Arun–Bireuen beroperasi, memperkuat keandalan listrik Aceh pascabencana. Sistem saling terhubung… Read More

12 hours ago