Moneter dan Fiskal

Meleset dari Prediksi 5 Persen, Media Asing Soroti Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi RI

Jakarta – Sejumlah media asing menyoroti laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal III-2023. Adapun laporan itu diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, 6 November 2023.

Media asal Inggris, Reuters dan media dari Amerika Serikat, Bloomberg masing-masing membuat prediksi bahwa pertumbuhan ekonomi di Tanah Air akan mencapai lebih dari 5 persen. Reuters sendiri secara spesifik memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,05 persen.

Baca juga: BPS Ungkap Faktor Melemahnya Pertumbuhan Ekonomi RI di Triwulan III-2023

Kedua media itu juga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang sejatinya tertinggi di Asia Tenggara, melambat kali ini karena beberapa alasan, yaitu kebijakan moneter yang lebih ketat, turunnya harga komoditas, dan melemahnya pertumbuhan ekonomi global.

Selain itu, baik Bloomberg dan Reuters juga membahas ekspor yang terkontraksi 4,26 persen pada kuartal ketiga. Penurunan tersebut merupakan penurunan terbesar sejak akhir tahun 2020, di tengah lesunya permintaan global terhadap komoditas Indonesia.

Secara spesifik, Bloomberg mengungkapkan anggaran belanja pemerintah turun 3,76 persen pada periode Juli-September dibandingkan dengan peningkatan 10,6 persen pada kuartal kedua. Konsumsi masyarakat, yang menyumbang lebih dari separuh perekonomian Indonesia, juga mencatat pertumbuhan lebih lambat sebesar 5,06 persen.

Meski begitu, Reuters juga mengungkap sisi positif dalam rincian Produk Domestik Bruto (PDB) yang datang dari investasi, mencatat pertumbuhan sebesar 5,77 persen pada kuartal ketiga, dibandingkan 4,63 persen pada kuartal sebelumnya.

Ada juga Nikkei, media asal Jepang yang selain menyebut poin-poin yang sudah disebutkan Bloomberg dan Reuters, juga menjelaskan kalau pertumbuhan ekonomi kuartal III ini adalah yang paling lemah sejak kuartal III 2021 silam.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh Melambat 4,94 Persen di Triwulan III-2023

Nikkei juga membahas pertumbuhan ekonomi melambat seiring dengan melemahnya permintaan dari mitra dagang utama Indonesia, khususnya Tiongkok, serta melemahnya harga komoditas internasional.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa tambahan bantuan sosial dan insentif pajak akan menempatkan perekonomian Indonesia pada jalur pertumbuhan 5,1 persen pada tahun 2023.

Pemerintah Indonesia mencatat surplus fiskal pada bulan September senilai hampir Rp68 triliun dan memperkirakan defisit setahun penuh akan berada di bawah perkiraan sebesar 2,28 persen PDB. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

KBank Perkuat Ekspansi Regional, Tegaskan Investasi pada Bank Maspion

Bangkok - Kasikorn Bank (KBank) semakin mengukuhkan posisinya di kawasan ASEAN dan sekitarnya dengan strategi… Read More

2 hours ago

Solo International Art Camp 2024, Seni yang Menghubungkan Dunia

Solo - Solo International Art Camp (SIAC) 2024 kembali lagi. Event yang digelar pada 17-24… Read More

2 hours ago

Kejahatan Siber Meningkat, Kenali Modus Penipuan Investasi Gaya Baru

Jakarta - Perkembangan teknologi digital yang pesat telah mendorong industri keuangan memperluas jaringan melalui aplikasi… Read More

11 hours ago

Riset NielsenIQ: 23 Persen Konsumen Berencana Tambah Utang untuk Penuhi Kebutuhan

Jakarta – Kenaikan harga pangan dan ancaman kemerosotan ekonomi menjadi faktor utama yang membebani pikiran… Read More

11 hours ago

Bank DKI Galang Kerja Sama BUMD di Ajang Porseni 2024

Jakarta - Bank DKI tidak hanya dikenal sebagai institusi keuangan, tetapi juga sebagai penggerak sinergi… Read More

11 hours ago

37 BUMN Ada di BEI, Segini Kontribusinya

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 37 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)… Read More

13 hours ago