News Update

McKinsey Sebut RI Perlu Lirik Sektor Ini untuk Dongkrak Ekonomi

Jakarta – Pada penutup 2024, sektor jasa mencatat sumbangan terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp50,86 triliun. Meskipun besar, angka tersebut rupanya masih jauh dari sektor lain seperti manufaktur sebesar Rp672,14 triliun atau pertambangan dengan jumlah Rp249,88 triliun.

Hasil riset dari McKinsey Global Institute mengungkapkan, sektor jasa bisa berperan untuk menyumbang 40 persen dari PDB pada 2045.

Phillia Wibowo, Partner and Leader of McKinsey’s People & Organizational Performance Practice, McKinsey and Company Indonesia, menyebut, karena mayoritas pekerja akan berasal dari sektor ini.

“Pada dasarnya, di luar sektor manufaktur dan pertanian, yang kami tahu perlu tumbuh, sektor jasa perlu tumbuh, karena 70 persen pekerja berasal dari sektor tersebut pada tahun 2045 mendatang,” terangnya pada Rabu, 30 April 2025.

Baca juga: Wamen BUMN Beberkan Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Menurut Philia, sektor jasa memiliki sumbangan besar terhadap negara-negara dengan PDB tinggi. Salah satu alasannya adalah, sektor jasa membuka peluang untuk menyerap tenaga kerja di sebuah negara.

“Jadi, jika kita ingin meningkatkan lapangan kerja, dan di saat yang sama, juga meningkatkan produktivitas kita tidak boleh melupakan sektor jasa,” tambahnya.

Namun, di Indonesia, McKinsey menemukan bahwa tingkat produktivitas sektor jasa masih jauh dari harapan, jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Pada 2015, penyumbang pendapatan per kapita tertinggi Indonesia di sektor ini berada di industri finansial dan asuransi, dengan rerata pendapatan USD20 ribu per kapita.

Sementara, negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Meksiko, dan Brazil, yang notabene merupakan negara berkembang, memiliki pendapatan per kapita yang jauh lebih tinggi di industri serupa. Masing-masing memiliki angka sebesar USD65 ribu, USD70 ribu, USD91 ribu, dan USD 83 ribu.

Baca juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, BSI Gelar Global Islamic Finance Summit 2025

“Bahkan dalam sektor jasa, pemerintah perlu memastikan bahwa selain sektor ini menyerap lebih banyak tenaga kerja, mereka juga harus memastikan tingkat produktivitas bisa meningkat,” papar Philia.

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sektor jasa Indonesia, McKinsey menyarankan melakukan modernisasi dan membuat lapangan kerja formal untuk meningkatkan jumlah pekerja di sektor tersebut.

“Dan yang terpenting, perlu ada peningkatan di aspek ketenagakerjaan, guna memastikan daya saing tetap terjaga,” tutupnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Galih Pratama

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

50 mins ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

2 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

3 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

4 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

13 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

14 hours ago