Pasar Modal

Maybank Sekuritas Terbitkan 8 Waran Terstruktur

Jakarta – PT Maybank Sekuritas Indonesia atau Maybank Sekuritas memasuki pasar waran terstruktur dengan meluncurkan delapan seri waran terstruktur sebagai pilihan investasi baru bagi pelaku pasar modal di Indonesia dengan harga yang ditawarkan mulai dari Rp306-570 per unit di masa penawaran umum

Delapan waran terstruktur tersebut menggunakan underlying saham konstituen IDX30, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Astra international Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Presiden Direktur Maybank Sekuritas, Wilianto le mengatakan bahwa tahun 2023 merupakan momentum yang tepat untuk meluncurkan waran terstruktur, terutama mengingat kondisi pasar dan prospek perekonomian Indonesia yang baik saat ini.

“Kami berharap bahwa hadirnya waran terstruktur dari Maybank Sekuritas dapat memperdalam pasar dengan memungkinkan para pelaku pasar modal untuk berinvestasi pada perusahaan-perusahaan terbaik dalam negeri dengan modal yang lebih rendah,” ucap Wilianto di Jakarta, 13 Februari 2023.

Kemudian, ia menambahkan, selain tingginya volume perdagangan yang dikarenakan kinerja
baik dari Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2022, peningkatan pendapatan juga mendorong semakin banyaknya investor di pasar modal Indonesia. Bahkan, sebagian dari mereka mulai mencari instrumen yang lebih kompleks untuk kebutuhan investasi mereka.

Hal senada juga disampaikan oleh Regional Head Equity & Commodity Derivatives, Maybank Investment Banking Group, Azzahir Azhar yang menyatakan bahwa, waran terstruktur telah menjadi instrumen perdagangan yang menarik di Asia Tenggara, khususnya di kalangan investor ritel.

Lalu, Azzahir menjelaskan juga terdapat tiga manfaat waran terstruktur untuk pelaku pasar modal, yang Pertama adalah leverage atau dikenal sebagai efek pengungkit. Waran terstruktur memungkinkan investor untuk mendapatkan eksposur dari aset yang mendasari (underlying asset) hanya dari sebagian kecil harganya.

“Kedua, modal investasi yang lebih rendah. Untuk eksposur serupa pada saham underlying, dimana harga waran terstruktur lebih murah daripada membeli langsung sham underlyingnya,” tambah Azzahir.

Manfaat yang ketiga adalah strategi penggantian saham, strategi tersebut dapat digunakan secara efektif untuk mendapatkan manfaat dari waran terstruktur.

“Misalnya, jika investor ingin menjual saham BBRI dan ingin membeli saham di sektor lainnya, maka investor bisa menjual saham tersebut dan membeli waran terstruktur BBRI dengan harga yang lebih murah. Dengan begitu, jika harga saham BBRI ternyata naik, secara teoritis waran terstrukturnya akan naik mengikuti underlying-nya,” imbuhnya.

Dirinyaa mengingatkan bahwa waran terstruktur juga memiliki risiko yang tinggi karena memiliki masa berlaku yang terbatas dan dapat berakhir tanpa nilai apapun. Oleh karena itu, Azzahir menghimbau calon investor untuk mempelajari semua informasi terkait produk warn terstruktur termasuk manfaat dan risiko investasi. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Tingkatkan Standar Privasi Tertinggi, Allianz Life Indonesia Raih ISO 27701

Jakarta - Allianz Life Indonesia dan Allianz Utama Indonesia meraih sertifikasi terkait keamanan data pribadi,… Read More

7 mins ago

Bank Indonesia Pastikan Libur Operasional di Hari Pilkada 27 November 2024

Jakarta – Kegiatan operasional Bank Indonesia ditiadakan pada hari Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Rabu, 27… Read More

17 mins ago

KPEI Catat Transaksi CCP PUVA Capai USD168 Juta per Akhir Oktober 2024

Jakarta - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai Central Counterparty Pasar Uang dan Valuta… Read More

6 hours ago

Analis Rekomendasikan Buy Saham BBNI, Ini Alasannya!

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melalui aplikasi wondr by BNI… Read More

6 hours ago

OJK: Peringkat Corporate Governance RI Masih di Bawah Vietnam

Jakarta - Meski masuk jajaran negara G-20 atau negara dengan ekonomi terbesar, Indonesia rupanya masih… Read More

7 hours ago

Gapensi Tolak Keras PPN 12 Persen: Bisa Perlambat Proyek Pemerintah

Jakarta – Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menolak rencana pemerintah menaikkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) menjadi… Read More

7 hours ago