Poin Penting
Jakarta - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) atau Maybank Indonesia mencatat laba sebelum pajak (profit before tax/PBT) sebesar Rp1,30 triliun, naik 53,9 persen pada periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2025.
Adapun laba setelah pajak dan kepentingan nonpengendali (profit after tax and minority interest/PATAMI) meningkat 77,3 persen menjadi Rp989 miliar.
Peningkatan PBT dan PATAMI tersebut didorong oleh pendapatan operasional yang menguat, beban overhead yang terkendali, dan penurunan signifikan pada biaya provisi.
Baca juga: Dana Rp30 Miliar Hilang, Keluarga Kent Lisandi Menang Gugatan Lawan Maybank
Di samping itu, pendapatan bunga tumbuh 3,2 persen, ditopang oleh peningkatan imbal hasil terhadap loan average balance dan portofolio surat berharga, serta penerapan pricing yang disiplin.
Meski beban bunga masih tinggi akibat meningkatnya dana mahal, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tetap tumbuh 0,8 persen menjadi Rp5,37 triliun.
Sementara margin bunga bersih (net interest margin/NIM) turun 16 bps yoy menjadi 4,3 persen.
Baca juga: Maybank Indonesia Lawan Putusan PN Jakarta Pusat soal Dana Rp30 Miliar
Pendapatan nonbunga (non-interest income/NOII) meningkat 10,7 persen menjadi Rp1,58 triliun, terutama dari pendapatan Global Markets yang melonjak 618,3 persen menjadi Rp300 miliar, didorong perdagangan valas dan efek. Secara keseluruhan, gross operating income naik 2,9 persen menjadi Rp6,95 triliun.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, mengatakan kinerja top-line Maybank Indonesia sepanjang sembilan bulan 2025 terus menguat, didorong pertumbuhan kredit berkelanjutan di segmen utama, peningkatan pendapatan operasional, dan pengelolaan biaya yang disiplin.
“Melalui portfolio rebalancing, kami menyelaraskan kembali fokus bisnis Bank sejalan dengan strategi super growth, dengan tujuan memberikan nilai berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan. Untuk itu, kami akan memperkuat segmen utama, khususnya wealth, otomotif, UKM, dan korporasi lokal besar, yang terus menunjukkan pertumbuhan dan ketahanan solid di tengah kondisi kredit yang ketat. Demikian juga, segmen Business Banking kami telah terus mempertahankan momentum pertumbuhannya sepanjang tahun," kata Steffano dalam keterangan resmi dikutip Minggu, 2 November 2025.
Baca juga: Maybank Marathon 2025 Dorong Ekonomi Bali Capai Rp170,8 Miliar
Sejalan dengan strategi rebalancing, total kredit Maybank Indonesia turun 1,6 persen menjadi Rp120,42 triliun. Namun, penurunan ini diimbangi dengan kinerja kuat dari segmen Community Financial Services (CFS) ritel dan nonritel yang tumbuh 7,8 persen menjadi Rp86,05 triliun.
Kredit CFS Nonritel naik 10,1 persen menjadi Rp38,43 triliun, ditopang pertumbuhan kredit komersial (Business Banking) sebesar 18,5 persen, diikuti kredit SME+ tumbuh 6,4 persen, dan Retail SME (RSME) naik 4,3 persen.
Sementara itu, kredit CFS Ritel meningkat 6,1 persen menjadi Rp47,62 triliun, didukung pertumbuhan pembiayaan otomotif sebesar 9,6 persen, kredit konsumer (Kartu Kredit dan KTA) 2,4 persen, serta kredit pemilikan rumah (KPR) 2,1 persen.
Kredit segmen Global Banking untuk korporasi lokal skala besar tumbuh 7,7 persen menjadi Rp11,88 triliun.
Namun, karena penurunan pinjaman korporasi low-yielding sebesar 29,8 persen, total kredit GB turun 19,3 persen.
Page: 1 2
Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More
Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More
Poin Penting OJK memberikan tambahan masa transisi bagi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) untuk memenuhi parameter… Read More
Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More
Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More
Poin Penting Pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh dua digit pada 2025–2026, masing-masing menjadi Rp709,6 triliun… Read More