News Update

Maybank Indonesia Gandeng YKAN Berdayakan Petani Kakao Perempuan di Berau

Poin Penting

  • Maybank Indonesia dan YKAN meluncurkan program pemberdayaan petani kakao perempuan di Kampung Merasa, Berau.
  • Program tiga tahun ini menargetkan 100 perempuan penerima manfaat langsung, melibatkan 500 masyarakat dalam keputusan hijau, serta melindungi 100 hektare hutan dari alih fungsi lahan.
  • Kakao fermentasi Merasa memiliki kualitas premium dan unik, sudah masuk 8 besar Cocoa of Excellence 2021, dan menjadi single origin Pipiltin Cocoa

Jakarta – PT Bank Maybank Indonesia Tbk dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) meluncurkan inisiatif program pemberdayaan kelompok petani kakao perempuan di Kampung Merasa, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Program ini merupakan komitmen untuk penguatan peran perempuan dalam pembangunan berkelanjutan. Tujuannya untuk mendukung kelompok petani perempuan dalam menjalankan praktik pertanian berkelanjutan, sekaligus menjaga hutan hujan di Kalimantan.

Maria Trifanny Fransiska, Head of Sustainability Maybank Indonesia, menegaskan pemberdayaan perempuan adalah kunci dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Komitmen ini sudah dijalankan di internal Maybank Indonesia.

“Kami ingin mewujudkan dukungan untuk komunitas perempuan di Kalimantan yang juga telah memberikan kontribusi besar dalam melindungi hutan sekaligus pelaku ekonomi yang tangguh di daerah Berau,” katanya di acara “Program Pemberdayaan Kelompok Petani Kakao Perempuan di Kampung Merasa, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Rabu, 26 November 2025.

Baca juga: Maybank Group Alokasikan Rp322,44 Triliun untuk Pembiayaan Berkelanjutan di 2025

Menurut Maria, progaram ini merupakan yang pertama kalinya Maybank Indonesia memberi dukungan bagi kelompok perempuan untuk menjalankan praktik budidaya kakao berkelanjutan, sekaligus melindungi kawasan hutan.

“Program ini merupakan salah satu upaya Maybank Indonesia dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan di Indonesia,” kata Maria.

Sementara, Herlina Hartanto, Direktur Eksekutif YKAN, mengapresiasi kolaborasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus melestarikan hutan hujan tropis Kalimantan. Terlebih, dengan banyaknya praktik pembukaan lahan yang seringkali mengorbankan ekosistem hutan.

Selama tiga tahun ke depan, kedua pihak menargetkan dapat memberikan manfaat bagi 100 perempuan penerima manfaat langsung. Selain itu, diharapkan ada 500 masyarakat untuk dapat terlibat aktif dalam pengambilan keputusan hijau.

“Kerja sama ini diharapkan juga dapat melindungi setidaknya 100 ha hutan di wilayah Kampung Merasa, dari alih fungsi lahan,” tambah Herlina.

Cita Rasa Kakao Desa Merasa

Dina Riska, Community Development Manager YKAN menjelaskan, kakao fermentasi dari Kampung Merasa memiliki cita rasa madu dan citrus yang khas. Ini dikarenakan kampung tersebut dikelilingi hutan pohon banggeris, tempat bersarang favorit lebah penghasil madu.

Menurut Dian, YKAN juga sudah mendampingi para petani di desa tersebut sejak 2019.

“Salah satunya melalui kegiatan Internal Controlling System (ICS), yang memungkinkan masyarakat terus belajar untuk dapat menghasilkan kakao berkualitas premium, sekaligus terhubung dengan pasar,” imbuhnya.

Sementara, Riza Amala, Head of Sales Pipiltin Cocoa, mengaku sangat tertarik dengan kualitas kakao dari Merasa. Terlebih, kakao dari desa tersebut berhasil masuk 8 besar seleksi nasional untuk Cocoa of Excellence 2021.

Baca juga: Lahan Sawah Menyempit, Nasib Petani Kian Sulit

“Kakao Merasa menjadi signature (kami) melalui jenama Single Origin (SO) Kampung Merasa 74 persen dengan kecenderungan rasa pahit. Kakao dari Kampung Merasa menjadi perwakilan biji kakao pertama dari Kalimantan yang diolah Pipiltin Cocoa,” ujarnya.

Perwakilan kelompok petani kakao perempuan yang datang langsung dari Merasa, Irmaya Banewang menantikan pelatihan dan pendampingan yang akan diberikan Maybank bersama dengan YKAN.

Menurutnya, saat ini permintaan produk olahan kakao fermentasi mereka terus berdatangan. Irmaya yakin dukungan ini membuat anak-anak muda di kampung bisa melihat bahwa bertani kakao punya masa depan.

“Bahwa kita bisa hidup sejahtera tanpa harus merusak hutan. Karena bagi kami, hutan itu bukan cuma tempat mencari nafkah, tapi juga bagian dari hidup yang harus dijaga,” tandasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Galih Pratama

Recent Posts

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

24 mins ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

1 hour ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

3 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

3 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

3 hours ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

4 hours ago