Jakarta – Maybank Indonesia mencatatkan Laba Bersih Perseroan sebesar Rp1,64 triliun. Perolehan dipengaruhi utamanya oleh efisiensi pada biaya bunga dan biaya overhead, kinerja positif Unit Usaha Syariah (UUS), dan biaya provisi yang rendah.
“Di tengah situasi yang penuh dengan ketidakpastian, kami akan tetap menjalankan bisnis dengan berpedoman pada prinsip prudent banking untuk menjaga fundamental kami, dan di saat yang sama, kami akan terus mengoptimalkan akuisisi di seluruh lini bisnis, melalui peningkatan produktivitas serta kolaborasi di berbagai layanan perbankan yang mampu memberi nilai tambah bagi nasabah, selaras dengan misi kami, Humanising Financial Services,” jelas Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria pada paparannya, Jumat, 25 Maret 2022.
Di 2021, Maybank Indonesia menempuh langkah konservatif dan mencadangkan provisi pada portofolio di seluruh segmen bisnis sejak 2020, serta aktif mendampingi debitur yang masih menghadapi tantangan dengan menerapkan program restrukturisasi kredit. Upaya tersebut telah berkontribusi kepada penurunan biaya provisi sebesar 25,8% menjadi Rp1,54 triliun.
Perseroan mencatat rasio Non-Performing Loan (NPL) (Konsolidasian) menjadi 3,7% (gross) dan 2,6% (net) pada Desember 2021, dari 4,0% (gross) dan 2,5% (net) pada Desember 2020, didukung penurunan saldo NPL sebesar 10,8%. Sementara, rasio Loan at Risk (LAR Bank saja) membaik ke level 18,0% pada Desember 2021 dari 21,5% di tahun sebelumnya, didukung kualitas kredit yang kembali menjadi lancar.
Maybank Indonesia juga mencatat biaya overhead turun sebesar 4,2% menjadi Rp5,47 triliun pada Desember 2021, sebagai dampak dari pengelolaan biaya yang intensif dan efektif di seluruh lini bisnis serta operasional Perseroan.
Kemudian, total kredit segmen Community Financial Services (CFS) turun sebesar 5,6% menjadi Rp66,78 triliun secara tahunan, tetapi tumbuh sebesar 2,4% secara kuartalan, ditopang pertumbuhan kredit CFS Non-Ritel dan CFS Ritel. Kredit CFS Non-Ritel mengalami penurunan 11,6% secara tahunan, tetapi tumbuh 1,3% secara kuartalan.
Hal yang sama terjadi pada kinerja kredit segmen CFS Ritel yang tumbuh 3,4% secara kuartalan di seluruh lini bisnis di segmen tersebut. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terus bertumbuh positif sebesar 9,0% secara tahunan dan 3,1% secara kuartalan menjadi Rp15,28 triliun di tahun 2021, yang sekaligus menjadi motor penggerak pertumbuhan kredit di segmen CFS Ritel.
Total simpanan nasabah relatif stabil secara tahunan tetapi bertumbuh 12,8% secara kuartalan. CASA Perseroan tumbuh 18,5% menjadi Rp54,26 triliun pada Desember 2021 dari Rp45,79 triliun pada tahun sebelumnya diikuti dengan rasio CASA meningkat menjadi 47,2% dari total simpanan nasabah pada Desember 2021, dibandingkan 39,8% pada tahun sebelumnya.
Posisi likuiditas Perseroan tetap kuat dengan rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR Bank saja) tercatat pada level 76,3%. Lalu, Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank saja), tercatat sebesar 183,2% pada Desember 2021, dan berada di atas minimum yang diwajibkan regulator yakni sebesar 100%.
Lalu, permodalan Maybank juga tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 26,9% pada Desember 2021, dibandingkan 24,3% pada tahun sebelumnya. Total modal Perseroan tercatat naik menjadi Rp28,39 triliun pada Desember 2021 dari Rp27,15 triliun pada Desember 2020.
Selanjutnya, Unit Usaha Syariah (UUS) Maybank Indonesia, membukukan peningkatan laba kotor sebesar 52,8% menjadi Rp450 miliar pada Desember 2021 dari Rp295 miliar pada tahun sebelumnya.
Total simpanan nasabah naik 13,1% menjadi Rp31,04 triliun dari Rp27,44 triliun pada tahun sebelumnya, di mana hal ini didukung oleh pertumbuhan CASA sebesar 69,9% menjadi Rp11,70 triliun pada Desember 2021 dari Rp6,89 triliun pada tahun sebelumnya.
Demikian juga total aset UUS naik 11,2% menjadi Rp39,22 triliun pada Desember 2021 dari Rp35,26 triliun pada December 2020. Financing-to-Deposit Ratio (FDR) UUS Maybank Indonesia tercatat sebesar 82,44%, sementara Non-Performing Financing (NPF) tercatat sebesar 3,73% (gross) pada Desember 2021.
Dari sisi digitalisasi, Maybank Indonesia terus melakukan peningkatan layanan perbankan digital M2U ID (App & Web) untuk nasabah perorangan, dan M2E untuk nasabah korporasi. Pada Desember 2021, transaksi finansial melalui M2U ID (App dan Web) naik 11,2% menjadi lebih dari 15 juta transaksi, dari 14 juta transaksi pada tahun sebelumnya.
Pencapaian ini menyumbang pada pertumbuhan pendanaan sebesar 38,9% menjadi Rp4,71 triliun, dan pendapatan Perseroan sebesar 24,6% menjadi Rp193 miliar pada Desember 2021.
Sementara, transaksi finansial melalui M2E juga naik 230,3% menjadi lebih dari 3 (tiga) juta transaksi pada Desember 2021 dengan lebih dari 11 ribu nasabah korporasi yang menggunakan layanan tersebut. Nilai transaksi M2E melonjak 399,2% pada tahun 2021 menjadi sebesar Rp582,69 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya. Transaksi ini juga menyumbang fee based income yang naik sebesar 189,9% menjadi Rp8 miliar pada Desember 2021. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More