Jakarta — Maybank Group (Maybank) mencatatkan laba bersih kuartal pertama 2019 sebesar RM1,81 miliar dibanding RM1,87 miliar pada 2018.
Sementara itu untuk laba sebelum pajak (PBT) pada kuartal pertama sebesar RM2,45 miliar dibandingkan RM2,56 miliar tahun sebelumnya.
Komisaris Maybank, Datuk Mohaiyani Shamsudin mengatakan laba yang diraih seiring dengan langkah konservatif yang dilakukan Grup dalam melakukan penyisihan provisi tambahan bagi nasabah yang dipengaruhi iklim operasional yang penuh tantangan.
Tak hanya itu, dirinya menyebut, kinerja kuartal pertama ini sesuai dengan perkiraan kami mengingat kondisi geo-politik yang terjadi secara global.
“Kami akan tetap fokus pada agenda meningkatkan pertumbuhan melalui pricingkredit yang disiplin, memastikan biaya dan manajemen risiko terkelola baik, serta mendorong produktivitas dan efisiensi untuk kesinambungan pertumbuhan yang akan datang,” kata Datuk Mohaiyani Shamsudin melalui keterangan resminya, Minggu, 2 Juni 2019.
Pertumbuhan kredit juga terlihat stabil di seluruh market utama dengan operasional di Indonesia yang tumbuh kuat 11,3 persen secara tahunan, sementara pasar internasional lainnya sebesar 4,7 persen, Malaysia 3,7 persen dan Singapura 3,4 persen menyebabkan pertumbuhan kredit Grup secara keseluruhan menjadi 4,8 persen pada kuartal pertama.
Sementara, simpanan gross juga tumbuh pada laju yang sama sebesar 4,8 persen secara tahunan meskipun dalam persaingan ketat, yang dipimpin oleh operasional di Singapura sebesar 6,6 persen, diikuti Indonesia sebesar 6,4 persen dan Malaysia sebesar 2,2 persen, menunjukkan peningkatan pada loan-to-deposit-ratio sebesar 92,4 persen dari 92,7 persen pada Desember 2018. Namun, persaingan yang ketat menyebabkan penurunan pada net interest margin Grup sebesar 2,30 persen pada Maret 2019 dibandingkan 2,38 persen pada Desember 2018.
Tak hanya itu, Maybank mempertahankan likuiditas dan modal yang kuat, memastikan posisinya sebagai bank dengan modal terbaik di regional pada akhir Maret 2019.
Dengan rasio CET1 lebih menguat menjadi 14,55 persen dari 13,37 persen tahun lalu dan total rasio modal sebesar 19,00 persen (setelah usulan dividen dan asumsi tingkat reinvestasi deviden sebesar 85 persen), keduanya lebih tinggi secara signifikan dari syarat yang ditetapkan peraturan yaitu masing-masing 7,0 persen dan 10,5 persen. Rasio likuiditas Grup juga sehat yaitu sebesar 134,2 persen juga di atas syarat yang ditetapkan peraturan sebesar 100 persen. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More
Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More