Jakarta – PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank) mencatatkan laba bersih Rp490,1 miliar di kuartal I 2017. Jumlah tersebut meningkat 10,4 persen bila dibandingkan dengan perolehan diperiode sama tahun sebelumnya. Hal tersebut ditopang oleh pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) yang tumbuh positif.
Berdasarkan keterangan yang diterima Infobank, di Jakarta, Kamis, 27 April 2017 menyebutkan, NII Maybank pada kuartal I 2017 meningkat 8,1 persen menjadi Rp1,7 triliun dari Rp1,5 triliun pada kuartal I 2016. Pertumbuhan NII tersebut terutama disebabkan oleh kedisiplinan Bank dalam melakukan pricing kredit dan pengelolaan dana secara aktif.
Sedangkan untuk kenaikan pada Marjin Bunga Bersih (NIM) menjadi 4,7 persen pada Maret 2017 dibandingkan 4,3 persen pada Maret 2016
Disisi lain pertumbuhan kredit tercatat mencapai sebesar 5,7 persen menjadi Rp114,2 triliun per 31 Maret 2017 dari Rp108,1 triliun per 31 Maret 2016 (kedua saldo tidak termasuk kredit WOM). Di mana perbankan Global mencatat pertumbuhan kredit yang kuat sebesar 20,8 persen dari Rp21,5 triliun menjadi Rp26 triliun sebagai hasil penyelarasan kembali (re-aligning) dan penataan kembali (re-profiling) portofolio.
Pertumbuhan kredit Usaha Kecil & Menengah (UKM) serta Komersial Bank mengalami pertumbuhan 9 persen menjadi Rp50,5 triliun, sementara kredit perbankan Ritel turun 6,2 persen menjadi Rp37,7 triliun pada Maret 2017 terutama karena perlambatan belanja konsumer.
Bank mengelola kualitas aset dengan tingkat NPL konsolidasian terjaga pada 3,7 persen (gross) dan 2,4 persen (net) per Maret 2017 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, perseroan mengurangi biaya provisi sebesar 9,5 persen menjadi Rp269,3 miliar pada Maret 2017 dari Rp297,4 miliar pada Maret 2016. Meskidemikian, Bank tetap berhati-hati dengan kualitas kredit sehubungan bisnis masih terkena dampak perlambatan ekonomi.
Sementara dari sisi kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) per kuartal I 2017 tercatat meningkat menjadi 17 persen dari 16,1 persen per kuartal I 2016 dengan total modal mencapai Rp21,7 triliun. Kemudian, untuk Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada level yang cukup sehat yaitu 88,4 persen, dan Loan-to-Funding Ratio sebesar 87,7 persen.
Biaya overhead Bank tetap stabil pada Rp1,2 triliun pada kuartal pertama 2017, sebagai hasil dari pengelolaan biaya yang intensif di seluruh operasional dan lini bisnis Bank. Upaya pengelolaan biaya yang berkelanjutan ini telah menyebabkan Cost to Income Ratio (CIR) stabil pada 58,3 persen. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More