Jakarta – Hingga Kuartal III 2021, Maybank mencatatkan laba bersih sebesar RM1,68 miliar. Angka ini tercatat menyusut apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai RM1,95 miliar.
Perseroan mengungkapkan penurunan ini di akibatkan oleh penurunan pendapatan fee sebesar 26,6% menjadi RM1,43 miliar, yang terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan investasi dan trading, serta peningkatan net impairment losses akibat pencadangan provisi tambahan secara proaktif.
Adapun pencadangan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai tingkatan pembatasan mobilitas yang diterapkan di Malaysia, Singapura dan Indonesia selama kuartal ketiga 2021.
Chairman Maybank, Tan Sri Dato’ Sri Zamzamzairani Mohd Isa tidak memungkiri terdampak kebijakan pembatasan mobilitas. Meskipun demikian, tingkat likuiditas dan permodalan Maybank yang kuat diyakini dapat mendorong perusahaan untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan di tengah kondisi ekonomi yang mulai bergairah kembali.
“Seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi di Malaysia pada kuartal keempat 2021, disertai dengan program vaksinasi yang terus meningkat, dan laju bisnis serta mobilitas masyarakat yang kian bergairah, kami siap untuk menyambut pertumbuhan baru dan mendukung nasabah untuk dapat memaksimalkan efek pemulihan ekonomi yang mulai berlangsung saat ini,” ujarnya seperti dikutip 29 November 2021.
Sementara itu, penyaluran kredit Maybank secara konsolidasian (gross) masih tumbuh 4,0% Y-o-Y per 30 September 2021. Pertumbuhan tersebut didorong oleh penyaluran kredit di Singapura dan Malaysia masing-masing negara sebesar 11,3% dan 2,2%, sedangkan kinerja kredit di Indonesia turun 9,9%.
Adapun pertumbuhan kredit di kedua pasar tersebut disumbangkan terutama dari segmen Community Financial Services (CFS), yang mencatat peningkatan sebesar 10,7% di Singapura dan 3,8% di Malaysia.
Dari sisi likuiditas, Maybank berupaya menjaga likuiditas yang sehat dan memperkuat basis pendanaan berbiaya rendah. Rasio Giro dan Tabungan (CASA) meningkat 12,3%, didorong pertumbuhan CASA di Malaysia sebesar 9,0% dan di Singapura sebesar 26,8%, sedangkan rasio CASA di Indonesia turun tipis sebesar 2,0%.
Peningkatan ini mendorong rasio CASA perseroan sebesar 46,0% per September 2021. Total simpanan Maybank tumbuh 2,8%, didukung terutama dari pertumbuhan CASA di Malaysia sebesar 4,1%, meskipun di Singapura dan di Indonesia mengalami penurunan masing-masing sebesar 5,7% dan 12,9%.
Net interest margin (NIM) juga naik 23 basis point pada periode yang sama menjadi 2,31% dari 2,08% (yoy). Hal ini disebabkan oleh menurunnya biaya simpanan, didukung pertumbuhan CASA yang kuat secara kuartalan (Q-o-Q). Akan tetapi, NIM untuk kuartal ketiga 2021 turun 11 basis point menjadi 2,26% dari 2,37% di kuartal kedua 2021 disebabkan oleh dampak penerapan moratorium untuk membantu debitur ritel dan UKM selama kuartal ketiga.
Fokus utama Maybank saat ini adalah untuk terus menerapkan prinsip kehati-hatian dan disiplin dalam mengelola aset, kewajiban, termasuk penetapan pricing, untuk menghadapi tekanan pada NIM. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Zurich Topas Life terus memperkuat posisinya di industri asuransi dengan beragam inovasi digital… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More