Categories: Nasional

Masyarakat Adat Teluk Bintuni Diklaim Restui Pengembangan Kawasan Industri

Jakarta — Kabupaten Teluk Bintuni memiliki potensi yang terus dikembangkan pemerintah daerah setempat. Sebagai salah satu kawasan Industri, Teluk Bintuni terus melengkapi berbagai infrastruktur termasuk membangun pabrik pupuk berskala Nasional.

Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw menyatakan, bahwa Teluk Bintuni sebagai kawasan industri telah diatur dengan berbagai peraturan yang mengikat. Begitu juga halnya terkait pembangunan Pabrik Pupuk, Bupati Teluk Bintuni yang sudah dirancang dengan dukungan masyarakat lokal, termasuk tujuh masyarakat adat atau suku di Teluk Bintuni.

Diharapkan, pembangunan pabrik pupuk segera terlaksana sehingga nantinya akan menjadi salah satu penyumbang pendapatan negara.

Investasi untuk pembangunan infrastruktur kawasan industri Teluk Bintuni mencapai Rp2,64 triliun. Sedangkan estimasi pabrik pupuk berkisar Rp30 triliun ditambah dengan pabrik turunannya mencapai Rp300 triliun.

Tak hanya itu, Kawasan teluk Bintuni juga menyiapkan Tangguh train 3 Bp Berau Ltd berkisar US$8,5 miliar dengan kurs Rp14.000/US$ atau berkisar Rp120 triliun dengan produksi LNG sekitar 10,5 TCF. Sedangan Rencana Pengembangan Blok Kasuri AKM (asap kido dan merah) oleh Genting Oil sekitar Rp20 triliun, dengan produksi 1,68 TCF.

Namun, Peteus menyayangkan pernyataan Menteri Investasi/Kepala BPKM-RI, Bahlil Lahadila belum lama ini. Dia menilai apa yang disampaikan Menteri Bahlil dapat memicu potensi konflik. Menteri Investasi/Kepala BPKM-RI, Bahlil Lahadila,  pada Senin (27/09/2021) memberikan sambutan di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

“Dia bilang pabrik pupuk saja dia bisa kasih pindah ke Fakfak, apalagi tapal batas. Dia bicara ini tidak tahu potensi konflik di perbatasan yang bisa terjadi,” tukas Petrus Senin (04/10/2021).

Petrus menyesalkan pernyataan Menteri Bahlil yang dapat menimbulkan pusaran Konflik di teluk Bintuni. Menurutnya, pernyataan Menteri Bahlil yang mengungkap bahwa akan memindahkan pabrik pupuk dan tapal batas Kabupaten Teluk Bintuni – Fakfak sebagai pernyataan yang tidak pada tempatnya.

Petrus bahkan menegaskan jika Bahlil hendak memindahkan pabrik pupuk keluar dari Teluk Bintuni ke Kabupaten Fakfak, maka, sesuai dengan permintaan masyarakat Tujuh Suku Bintuni, pabrik tersebut tidak boleh meminta gas dari Teluk Bintuni.

“Kami sudah katakan, silahkan pabriknya pindah, tapi gasnya tidak dari Bintuni. Gas silahkan ambil dari luar. Saya setuju dengan pernyataan masyarakat adat. Dari tujuh suku,” tegas Petrus. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Jadwal Operasional BCA Selama Libur Nataru, Cek di Sini!

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More

40 mins ago

IHSG Tinggalkan Level 7.000, BEI Beberkan Biang Keroknya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More

1 hour ago

Ekonomi AS dan China Turun, Indonesia Kena Imbasnya?

Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More

1 hour ago

KB Bank Beri Suntikan Pembiayaan untuk Vendor Tripatra

Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More

3 hours ago

IHSG Hari Ini Ditutup Anjlok 1,84 Persen, Tembus Level 6.977

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More

4 hours ago

Asuransi Bintang Siap Implementasikan PSAK 117 Mulai 1 Januari 2025

Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More

4 hours ago