Moneter dan Fiskal

Masuki Musim Hujan, Inflasi DKI Jakarta Naik Jadi 0,30%

Jakarta – Inflasi DKI Jakarta cenderung mengalami kenaikan. Inflasi ibukota pada November 2018 tercatat sebesar 0,30 persen (mtm), naik dibandingkan inflasi Oktober 2018 yang sebesar 0,28 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender (Januari-November 2018) sebesar 2,66 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) mencapai 3,33 persen. Laju inflasi DKI Jakarta lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang sebesar 0,27 persen (mtm), maupun terhadap rata-rata tiga tahun sebelumnya yakni 0,15 persen (mtm).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta, Trisno Nugroho mengatakan, inflasi terutama disebabkan kenaikan harga bahan makanan. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,62 persen (mtm) dan berkontribusi sebesar 0,11 persen terhadap inflasi November 2018. Kenaikan harga kelompok bahan makanan terutama disebabkan meningkatnya harga cabai merah dan beras, seiring dengan berkurangnya pasokan yang masuk ke DKI Jakarta dari berbagai daerah sentra.

“Masuknya musim hujan juga menyebabkan turunnya produktivitas ayam petelur, sehingga pasokan berkurang dan menyebabkan harga telur ayam ras juga meningkat,” ujar Trisno dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 3 Desember 2018.

Inflasi DKI Jakarta juga disumbangkan oleh kenaikan harga bensin nonsubsidi dan tarif angkutan udara. Kenaikan harga bensin nonsubsidi seperti Pertamax dan Pertamina Dex pada Oktober 2018, masih memberikan dampak lanjutan terhadap kenaikan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada November 2018. Kenaikan harga tarif angkutan udara juga turut memiliki andil dalam mendorong inflasi kelompok ini.

Menjelang akhir tahun kegiatan ekonomi terutama korporasi, cenderung tinggi, yang juga diikuti aktivitas perjalanan ke luar kota. Aktivitas tersebut terutama terjadi pada bulan November, dan diperkirakan mereda ketika memasuki minggu ketiga Desember. Dengan kondisi ini, permintaan masyarakat akan jasa penerbangan untuk keperluan berpergian keluar kota meningkat. Permintaan akan jasa transportasi diperkirakan tetap tinggi pada Desember, namun akan lebih didominasi untuk kegiatan berlibur menyambut Natal dan tahun baru.

Baca juga: Inflasi November 2018 Sentuh 0,27%

“Berbagai perkembangan tersebut membawa kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,15 persen (mtm),” ucapnya.

Kenaikan harga barang-barang yang tergabung pada kelompok sandang dan kelompok kesehatan, turut mendorong inflasi pada November 2018. Tren kenaikan harga emas internasional telah memicu naiknya harga emas perhiasan di Jakarta. Kondisi tersebut selanjutnya mendorong kenaikan harga secara umum pada kelompok sandang, yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,56 persen (mtm). Pada kelompok kesehatan, kenaikan harga barang terutama berasal dari barang-barang perawatan jasmani dan kosmetika, seperti sabun mandi, pasta gigi dan parfum.

*Berbagai perkembangan harga tersebut menyebabkan kelompok kesehatan mencatat inflasi sebesar 0,84 persen (mtm),” paparnya.

Memerhatikan pola perkembangan harga-harga di Jakarta hingga akhir November 2018, inflasi pada bulan Desember 2018 mendatang diperkirakan meningkat sesuai dengan polanya. Masuknya Hari Natal serta Tahun Baru 2019 menjadi faktor pendorong meningkatnya permintaan barang dan jasa secara umum. Gejolak harga yang perlu diperhatikan adalah tekanan harga transportasi dan harga bahan makanan.

Dinamika harga-harga di Jakarta dapat memengaruhi kinerja kestabilan harga secara nasional, mengingat cukup besarnya kontribusi Jakarta. Berbagai perkembangan harga DKI Jakarta telah menjadi barometer pergerakan harga nasional, sehingga sangat penting untuk mengendalikan berbagai gejolak harga yang ada di ibukota. Tercapainya kestabilan inflasi di Jakarta akan mendorong pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Jakarta secara khusus, dan nasional secara umum.

“Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui TPID, sangat diperlukan untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi tahun 2018 sesuai dengan sasaran inflasi nasional 3,5 persen plus minus 1 persen,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

3 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

4 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

5 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

24 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

1 day ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

1 day ago