Teknologi

Masuki Era AI, IBM Indonesia Ingatkan 4 Hal Ini

Jakarta – Teknologi Artificial Intelligence (AI) kini telah berkembang sangat pesat. Teknologi AI atau kecerdasan buatan telah membantu umat manusia dalam banyak hal, sehingga membuat segala proses yang ada menjadi lebih efisien dan produktif.

Teknologi AI sendiri adalah program komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan, logika, dan karakteristik kecerdasan lainnya.

Saat ini, AI telah banyak digunakan di berbagai aplikasi seperti search engine, asisten virtual seperti Siri, Google Assistant, dan Cortana. Selain itu, pengembangan AI juga telah merambah ke sektor lainnya seperti otomotif, di mana saat ini penggunaannya dalam kendaraan otonom atau self-drive yang memampukan kendaraan melaju dan bernavigasi dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia.

Selain penggunaan tersebut, AI juga memiliki potensi besar untuk memajukan bidang-bidang lain seperti bidang pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, birokrasi pemerintahan, serta keuangan yang di dalamnya termasuk sektor perbankan.

Baca juga: Bos Superbank: Bankir Masa Kini Harus ‘Kawin’ dengan Teknologi

Menanggapi hal ini, Presiden Direktur IBM Indonesia, Roy Kosasih, mengingatkan setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan oleh segenap pelaku usaha atau jajaran di perusahaan yang sedang atau akan menerapkan teknologi AI pada sistem bisnisnya.

Keempat hal itu, yakni pemahaman terkait infrastruktur untuk mendorong transformasi teknologi, jenis teknologi untuk menopang sistem bisnis di seluruh industri, regulasi atau kebijakan yang bisa menopang dan memperbanyak inovasi teknologi, serta bagaimana kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) yang harus disiapkan untuk menopang inovasi teknologi di masa depan.

“Tantangan yang utama itu tentunya adalah sumber daya manusia atau talenta, itu yang paling besar yang kita hadapi. Dan kedua juga adalah regulasi atau infrastruktur. Itu semua menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama. Saya berulang kali katakan ini diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah dengan pihak swasta,” ujar Roy kepada Infobank saat ditemui pada acara IBM Indonesia AI for Business Leaders Summit 2024 bertema “Generative AI: Shaping Indonesia’s Business Ecosystem Tomorrow Ceremony” yang diadakan oleh IBM berkolaborasi dengan Infobank Media Group dan Infobank Institute di Grand Hyatt Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024. 

“Kalau dari sisi talenta, kita tentunya membutuhkan orang-orang yang mengerti dan bisa mengoperasikan atau mengimplementasikan teknologi AI, dan bukan hanya mengerti mengimplementasikan, tapi juga bisa membangun kembali aplikasi-aplikasi baru, karena itulah yang memang diperlukan untuk mengembangkan AI,” tambah Roy.

Lebih lanjut, ia katakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Kemendikbud Ristek melalui program Kampus Merdeka yang diinisiasi pemerintah. IBM yang menjadi salah satu pihak yang tergabung dalam program tersebut, berperan untuk memberikan pelatihan terkait teknologi AI kepada para mahasiswa semester lima dan enam yang sudah bisa mengikuti program Kampus Merdeka.

“Jadi, kami akan memberikan pelatihan-pelatihan AI, khususnya bahkan generatif AI yang sudah kami lakukan di program Kampus Merdeka tersebut. Selain itu, kami pun sudah menyiapkan program lagi dari IBM yang dinamakan IBM Skills Built. Di situ, siapapun secara terbuka secara gratis bisa masuk dan mengakses program tersebut. Tinggal kita mengakses waktu sekitar 10 jam untuk mempelajari generatif AI. Di situlah kita bisa meningkatkan skill talenta-talenta kita,” jelasnya.

Baca juga: Perbankan Harus Mampu Imbangi Perubahan Teknologi Digital yang Masif

Sementara itu, terkait dengan infrastruktur, ia terangkan bahwa Pemerintah Indonesia sudah mulai menggalakkan infrastruktur digital nasional secara baik, yang mana hal itu bisa dilihat melalui pengembangan jaringan telekomunikasi internet serta banyaknya pengguna e-commerce dan sosial media.

“Indonesia itu termasuk salah satu negara dengan jumlah terbesar pengguna sosial media di dunia, apakah itu TikTok, Facebook, dan seterusnya. Begitu pula dengan e-commerce kita yang adalah salah satu yang terbesar di Asean. Ini semua adalah bagian dari program infrastruktur yang pemerintah telah jalankan. Kita juga dengar bahwa pemerintah telah banyak mendatangkan investasi dan mengundang pihak-pihak luar untuk membangun infrastruktur digital di Indonesia,” pungkasnya. Steven Widjaja

Galih Pratama

Recent Posts

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

1 hour ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

2 hours ago

Bijak Manfaatkan Produk Keuangan, Ini Pesan OJK kepada Gen Z

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More

2 hours ago

Jurus OJK Perluas Akses Keuangan yang Bertanggung Jawab dan Produktif di Balikpapan

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More

2 hours ago

Rayakan HUT ke-26, Bank Mandiri Luncurkan 5 Fitur dan Layanan Digital Terbaru

Komisaris Bank Mandiri Chatib Basri dan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat meresmikan peluncuran… Read More

3 hours ago

BEI Catat 5 Saham Berikut Jadi Pemberat IHSG Pekan Ini

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan sebesar sebesar 2,61 persen… Read More

4 hours ago