Categories: KeuanganNews Update

Masih Wajarkah Strategi Bakar Uang di Startup?

Jakarta – Saat ini, banyak perusahaan rintisan (startup) yang menggunakan strategi bakar uang untuk menjalankan bisnisnya. Istilah bakar uang sendiri diartikan sebagai sebuah kegiatan menghabiskan banyak uang untuk sebuah proses bisnis tertentu. Umumnya, kegiatan ini ditekankan kepada pengembangan bisnis seperti marketing dan akuisisi pasar.

Namun di tengah perlambatan kondisi ekonomi global saat ini, masih wajarkan untuk startup menggunakan strategi tersebut?

Head of Wealth Management and Client Growth Commonwealth Bank, Ivan Jaya mengungkapkan, strategi bakar uang akan berdampak positif jika dilakukan dengan perhitungan yang tepat. Ia berpendapat, strategi bakar uang yang berlebihan harus dihindari, terutama pada startup yang baru berdiri.

“Strategi bakar uang itu ada Ilmu dan statistiknya. Jika dilakukan secara benar, hasilnya akan positif. Bakar uang secara eksesif, ini yang tidak tepat. Saya sendiri tidak menentang strategi bakar uang, tetapi bakar uang yang bijaksana itu yang lebih tepat. Hal ini berlaku juga untuk startup baru,” ujar Ivan ketika ditemui di Jakarta belum lama ini.

Ivan menambahkan, saat ini terjadi perubahan pola pikir pada investor. Para investor cenderung mulai berhati-hati dan memilih wait and see. Menurutnya, saat ini startup tak bisa hanya berpangku tangan pada fundraising investor. Startup harus mulai memikirkan cara untuk meraih mendapatkan keuntungan untuk menggaet para investor.

“Sekarang, investor mulai berhati-hati. Salah satu pertanyaan angel investor sekarang adalah, how are you going to make money? Bagaimana cara kalian mencetak uang? Kalau tak bisa menjawab, investor pasti tidak mau (mendanai). Ada perubahan mindset pada angel investor,” jelasnya.

Sebelumnya, strategi bakar uang yang memberatkan investor telah terjadi pada salah satu startup unicorn Indonesia, OVO. Lippo Group, salah satu investor OVO, telah menjual sebagian saham yang dikuasainya. Pendiri dan Chairman Grup Lippo, Mochtar Riady mengaku bahwa Lippo Group sudah tak kuat mendanai OVO yang terus membakar uang demi promosi. (*) Evan Yulian Philaret

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

7 hours ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

12 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

13 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

14 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

14 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago