Tekanan yang terjadi di pasar keuangan domestik hanya bersifat temporer. Rezkiana Nisaputra
Jakarta–Bank Indonesia (BI) menegaskan, kondisi perekonomian nasional masih jauh dari krisis, kendati nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sudah berada di bawah nilai fundamentalnya (undervalued) dan mengalami depresiasi yang terlalu dalam.
“Antara BI dan Pemerintah Pusat maupun Daerah, sebelum reshuffle sudah bekerja sama. Yang penting terus (optimistis) dari pelaku usaha. Kita jauh dari krisis,” ujar Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo di Jakarta, Rabu, 26 Agustus 2015.
Menurutnya, dalam kurun 12 tahun terakhir, secara umum kondisi fiskal Indonesia tidak mengalami masalah. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah dan DPR untuk tetap menjaga defisit fiskal di bawah 3%. “Bahkan, selalu terjaga tidak lebih dari 2,5%,” tukasnya.
Namun demikian, kata Agus, untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi nasional yang saat ini masuk dalam tren pelambatan, pemerintahan Joko Widodo diharapkan tetap konsisten untuk mempercepat pencairan anggaran belanja modal di APBN-P 2015 maupun APBD 2015.
“Bangun infrastruktur, supaya bisa memberikan sinyal positif bagi industri. Kalau (belanja modal) dikeluarkan, kan akan memancing (sektor-sektor) yang lain untuk bergerak,” ucapnya.
Lebih lanjut Agus menambahkan, tekanan yang terjadi di pasar keuangan domestik hanya bersifat temporer, akibat ketidakpastian sikap Federal Reserve AS dalam mempertimbangkan kenaikan Fed Fund Rate.
“Ekonomi kita itu menjanjikan. Selama ini kita bisa 6%, meski tiga tahun terakhir ke 5,7%, 5% dan 4,7%. Tetapi, 4,7% itu jika dibandingkan dengan negara lain, kita masih tinggi,” tegas Agus.
Dia menilai, komitmen pemerintah yang mengubah pola belanja anggaran dari konsumtif ke produktif adalah langkah positif untuk memperbaiki ekonomi di 2015 dan 2016. “Ada rencana pengembangan infrastruktur dan tetap memberikan bantuan sosial dan transfer daerah, itu bagus sekali,” tutupnya. (*)
@rezki_saputra
Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penermaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Oktober 2024 mencapai… Read More
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More