News Update

Masih Cetak Laba Bersih di Tengah Pandemi, Begini Strategi PaninBank

Jakarta – Meski pandemi Covid-19, PT Bank Pan Indonesia Tbk (PaninBank) masih mencatatkan laba bersih Rp3,12 triliun selama tahun 2020. Raihan laba bersih tersebut tidak lepas dari strategi PaninBank untuk melakukan pengaturan kembali komposisi portofolio aktiva produktif untuk mengantisipasi perlambatan pertumbuhan kredit akibat pandemi Covid-19.

Peningkatan penanaman dalam Surat Utang Negara (SUN) memberi kesempatan Panin meraih capital gain sehingga membuat perseroan mampu mencetak peningkatan laba bersih (bank only) menjadi Rp3,08 triliun dari tahun sebelumnya yang senilai Rp3,07 triliun.

“Secara konsolidasi, laba bersih bank tercatat sebesar Rp3,12 triliun, dengan laba operasional sebelum pencadangan tumbuh 13,7%, sebesar Rp6,69 triliun,” ujar Herwidayatmo selaku Presiden Direktur PaninBank dalam keterangan resminya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kenaikan laba tersebut juga disokong oleh pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 77,16% menjadi Rp3,36 triliun. Hal itu ternyata selaras dengan pertumbuhan transaksi surat-surat berharga di tengah tren menurunnya suku bunga pasar.

Sementara itu, total aset konsolidasi PaninBank meningkat dari Rp211,29 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp218,07 triliun pada 2020. Adapun, penyaluran kredit Panin mengalami penurunan sebesar 14,3% dari Rp129,89 triliun yang diakibatkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit di tengah lesunya ekonomi dan penerapan prinsip kehati-hatian demi menjaga kualitas portofolio kredit.

Kemudian, terkait likuiditas, PaninBank berhasil menjaga stabil aliran likuiditasnya, yang mana dapat dilihat dari kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8,9%, dan telah mencapai Rp143,03 triliun, yang ditopang kenaikan dana murah tabungan dan giro yang masing-masing tumbuh 14,7% dan 18,9%, sehingga membuat rasio dana murah (CASA) perseroan kini naik menjadi 39,4%.

Sedangkan, rasio likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di posisi optimum sebesar 83,3%. Pada akhir 2020, rasio NPL terjaga dan membaik menjadi 3,01% dibanding akhir tahun 2019 yang sebesar 3,02%. Sejalan dengan itu, PaninBank juga terus meningkatkan pencadangan aktiva produktif.

“Hal tersebut terlihat selama tahun 2020 ini, Panin pun telah mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset yang cukup signifikan sebesar Rp2,69 triliun, sehingga NPL coverage ratio telah mencapai lebih dari 151%,” tutupnya. (*) Steven William

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

10 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

10 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

11 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

12 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

12 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

15 hours ago