Jakarta – Wakil Presiden Indonesia, Ma’ruf Amin optimis dengan adanya pemberlakuan tatanan baru atau new normal di masa pandemi COVID-19 saat ini membuka peluang baru untuk menggenjot pengembangan produk-produk halal di dalam negeri.
Menurutnya, jika melihat kondisi new normal saat ini, masyarakat sedang gencar mengupayakan kualitas dari produk-produk produksi dalam negeri khususnya dari aspek kesehatan dan higienitas.
“Dari sisi produk, dalam pemberlakuan tatanan baru, aspek kesehatan dan higienitas itu jadi hal mutlak,” kata Ma’ruf dalam teleknferensi, Jumat 7 Agustus 2020.
Ma’ruf berpendapat bahwa produk-produk halal saat ini harus bisa menjadi pilihan raisonal, bagi seluruh masyarakat di berbagai kalangan. Karenanya, tak cukup hanya menjadi sekadar halal saja, aspek kesehatan, kualitas, rasa yang enak, higienis, dan bergizi, tetap harus menjadi fokus utama dari kehalalan sebuah produk.
“Karena makanan halal (misalnya di layanan) go food dan produk- produk halal lainnya, itu jadi pilihan konsumen selama masa pandemi ini sehingga menjadi peluang baru,” ujar Ma’ruf.
Oleh sebab itu, Ma’ruf pun menekankan kepada para pelaku usaha atau pelaku ekonomi dan keuangan syariah, bahwa mereka harus ikut beradaptasi di masa pandemi COVID-19 saat ini. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More