Market Update: Pertumbuhan Ekonomi China Tertekan

Market Update: Pertumbuhan Ekonomi China Tertekan

oleh Agung Galih Satwiko

 

OTORITAS China berencana untuk mengurangi biaya pinjaman perusahaan setelah mencermati adanya tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi China. Otoritas berencana menurunkan tingkat bunga acuan dan giro wajib minimum, demikian the National Development and Reform Commission dalam website-nya. China manufacturing PMI bulan Juli turun ke level 49,9 dibandingkan bulan Juni sebesar 50, yang mana hal ini menunjukkan sektor manufaktur terkontraksi. Pun demikian halnya dengan PMI sektor jasa, dimana meskipun masih berekspansi namun dengan laju yang menurun, Juli sebesar 51,7 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 52,7. PBOC terakhir menurunkan tingkat bunga acuan pada bulan Oktober tahun lalu, dan menurunkan GWM pada bulan Maret tahun ini.

Kurang lebih sebanyak 120.000 unit bitcoin (senilai USD72 juta) dicuri oleh hacker dari platform Bitfinex di Hong Kong. Pencurian ini mengikuti pencurian yang dilakukan hacker pada mata uang digital ethereal beberapa waktu lalu. Nilai tukar bitcoin tertekan dan menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan digital currency.

Bill Gross, pimpinan Janus Capital, mengingatkan bahwa yield obligasi negara yang rendah saat ini tidak cukup untuk mengkompensasi risikonya. Yield yang berada pada rekor yang rendah berarti sulit untuk turun lebih rendah lagi, dan harga obligasi akan lebih cepat turun jika terjadi kenaikan tingkat bunga. Sementara itu laju penurunan yield obligasi negara di pasar global yang terus terjadi sejak referendum Brexit telah terhenti dan berbalik arah. Hal ini dipicu oleh kebijakan BOJ dan Pemerintah Jepang yang dipersepsikan tidak berdampak signifikan terhadap ekonomi Jepang, dan ini membuat pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral secara global mulai kehabisan amunisi untuk memulihkan ekonomi via kebijakan moneter konvensional. Tingkat bunga obligasi negara Jepang tenor 10 tahun naik dari minus 0,30% pada bulan Juli menjadi minus 0,09% kemarin.

HSBC, Inc. mengumumkan pembelian kembali saham beredar senilai USD2,5 miliar pada semester 2 tahun 2016. Hal ini membuat harga saham HSBC naik tajam 4,5%. Pembelian saham dilakukan meskipun laba Q2 HSBC tercatat turun 40% menjadi USD2,6 miliar. Masih dari Eropa, composite PMI negara-negara Eurozone bulan Juli tercatat sebesar 53,2 melampaui estimasi pengamat yaitu sebesar 52,9. Pelaku pasar menanti hasil pertemuan BOE kamis ini.

Dari AS, data Automatic Data Processing Inc. (ADP) menunjukkan terdapat 179.000 penambahan pekerja baru di bulan Juli. Data ADP menjadi indikator awal data yang resmi dikeluarkan pemerintah (non-farm payroll) yang akan dirilis hari Jumat. Di sektor jasa, data Institute for Supply Management’s services-sector index menunjukkan angka 55,5 pada bulan Juli, di bawah ekspektasi sebesar 56.

Pelaku pasar menanti data non-farm payroll AS yang akan dirilis pada hari Jumat, karena data ini merupakan precursor untuk kenaikan tingkat bunga Fed Fund rate. Ekonom yang di-polling oleh MarketWatch memperkirakan terdapat 185.000 penambahan pekerja baru bulan Juli lalu. Jika data payroll ini lebih rendah dari ekspektasi maka kenaikan Fed Fund rate diperkirakan akan tertunda.

Hedge fund terbesar di dunia, Bridgewater Associates (mengelola dana sebesar sekitar USD150 miliar), menyampaikan notes kepada kliennya menyatakan bahwa kebijakan bank sentral global seperti menurunkan tingkat bunga dan quantitative easing (bahkan membeli risky asset) belum mampu mendorong perekonomian secara signifikan. Pembuat kebijakan perlu mencoba kebijakan yang lain seperti memberikan uang langsung kepada konsumen (helicopter money).

Dari Indonesia, dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Kantor Presiden, Rabu (3/8), pemerintah memutuskan memangkas anggaran sampai dengan Rp133,8 triliun. Pemotongan anggaran meliputi dua kelompok besar yaitu pertama, anggaran belanja kementerian lembaga yang pemotongannya mencapai Rp65 triliun. Kemudian anggaran transfer daerah yang pemangkasannya mencapai Rp68,8 triliun.

IHSG pada kemarin ditutup turun 21,4 poin (-0,39%) ke level 5.351,8. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp361 miliar sehingga ytd investor asing membukukan net buy sebesar Rp30 triliun. Sementara itu yield SUN tenor 10 tahun turun 2 bps ke level 6,95% (IBPA). Nilai tukar Rupiah ditutup melemah Rp31 ke level Rp13.121/USD. CDS Indonesia tenor 5 tahun berada di level 161, persepsi risiko terhadap Indonesia turun seiring dengan turunnya CDS sebesar 76 bps sejak akhir tahun 2015. (*)

 

 

Penulis adalah staf Wakil Ketua DK OJK

Related Posts

News Update

Top News