Mari Elka Pangestu dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Indonesia (UI). Dalam pidato pengukuhannya, Mari menyampaikan pentingnya pembangunan ekonomi kreatif sebagai kekuatan baru ekonomi Indonesia. Wahyu Arip Oktapian.
Bogor–Senat Guru Besar Universitas Indonesia (UI) hari ini, Sabtu, 8 Agustus 2015 mengukuhkan Dr. Mari Elka Pangestu sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pada acara pengukuhan tersebut, Menteri Perdagangan periode 2004-2001, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2011-2014 ini menyampaikan pidato berjudul” Globalisasi, Ekonomi Baru dan Pembangunan Berkelanjutan.
“Ekonomi kreatif adalah kekuatan baru ekonomi Indonesia. Untuk menjawab tantangan globalisasi dan mencapai pembangunan berkelanjutan,” jelas Mari dalam pidatonya.
Mari aktif mengajar di Fakultas Ekonomi (FE UI) sejak 1986 setelah menyelesaikan program doktoralnya di bidang International Trade and Finance and Monetary Economics dengan disertasi “The Effect of Oil Shock on Small Oil Exporting Country: The Case of Indonesia” pada University of Colifornia, Davis, USA pada tahun yang sama. Sebelumnya, Mari menempuh pendidikan Australian National University (ANU) dengan memperoleh Bachelor of Economics pada 1978 dan Master of Economics pada 1980 dengan disertasi “Direct Foreign Invesment in the ASEAN Countries”.
Lahir dari keluarga ekonom kenamaan, Dr. Pang Lay Kim dengan tradisi akademis yang kuat, sejak muda Mari dikenal mengemari bidang riset. Ia banyak terlibat dalam berbagai penilitian dan konsultasi di bidang ekonomi di berbagai lembaga ekonomi baik nasional maupun internasional seperti World Bank, Asian Developmet Bank, UNCTAD, IFC.
Dikenal mempunyai analisa yang tajam dan gaya bahasa yang jernih, membuat isteri Adi Harsono dan ibu Raymond Bima dan Alexander Arya ini sering diminta untuk jadi nara sumber pada berbagai seminar di dalam dan luar negeri, termasuk oleh media massa dalam negeri dan luar negeri seperti Time, CNN dan Bussiness Week.
Dedikasinya yang kuat dalam berbagai issue ekonomi nasional dan global membuat Mari dikenal luas berbagai kalangan. Ini terlihat dari jaringannya yang luas, termasuk di panggung international. Pada 1992-1998, Mari dipercaya sebagai program coordinator dalam Trade Policy Forum, di Pacific Economic Cooperation Council (PEC). Mari diberi tanggung jawab untuk membangun dan mengkoordinasi kegiatan tripatrit mengenai perdagangan diantara 22 negara anggota Asia Pasific Economic Cooperation (APEC).
Ia juga tercatat sebagai Co-chair Wold Economic Forum (WEF) untuk bidang pariwisata, member of advisory board WEF Global Competitiveness Forum. Selain itu, Mari aktif di International Council on Women’s Bussines Leadership yang diketuai mantan ibu negara Amerika Serikat Hillary Clinton.
Penerima Bintang Mahaputera Adipradana pemerintah Republik Indonesia ini juga tercatat sebagai anggota leadership council UN-Sustainable Development Solution Network, lembaga yang dibentuk PBB untuk mengatasi kemiskinan dan mendorong program pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di berbagai negara.
Di dalam dalam negeri, Mari pernah dipercaya sebagai Kepala Departemen Ekonomi dan Executive Director Center for Strategic and International Studies (CSIS) serta wakil Ketua Pusat Antar Universitas, FEUI.
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More
Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More
Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More
Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More