Analisis

Marger Bank Dirasa Perlu Guna Hadapi Persaingan Global

Jakarta – Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) A Tony Prasetiantono menilai, penggabungan (marger) dari sektor perbankan dirasa sangat diperlukan. Hal tersebut guna menghadapi tantangan dan persaingan global dari sektor perbankan.

“Bank kecil saya nilai lebih baik merger saja, karena holding bank BUMN yang digagas Kementerian BUMN sifatnya hanya sementara karena tidak menyatu sama sekali, jadi hanya buang-buang waktu. lebih baik dimerger,” ungkap Tony saat menghadiri acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Hotel Grand Sahid Jakarta, Selasa 12 Desember 2017.

Selain itu, konsolidasi perbankan juga dirasa perlu guna mempercepat penyederhanaan jumlah perbankan di Indonesia. Tony menilai, idealnya sebuah negara hanya memiliki maksimal 50 bank umum. Namun, hingga saat ini jumlah bank di Indonesia tercatat masih sebanyak 115 bank.

“Konsolidasi perbankan merupakan suatu keharusan, tidak bisa ditawar lagi. Indonesia punya bank harusnya maksimal 50 bank, tapi 20 bank lebih bagus lagi,” tambah Tony.

Sejalan dengan pendapat Tony, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengaku mendukung penuh adanya marger di sektor perbankan. Namun dirinya menilai, penggabungan sektor perbankan harus dibarengi oleh perluasan jaringan perbankan.

“Saya rasa perlu upaya mengurangi jumlah bank tapi harus dengan memperbanyak jaringannya. Jangan jumlah bank banyak tapi jaringan dikit. Kita termasuk ke bank banyak tapi jaringannya hanya fokus di pulau Jawa,” ungkap Halim.

Dirinya menambahkan, perluasan jaringan perbankan dapat dilakukan dengan perluasan layanan digital. Halim menilai, jumlah perbankan di Indonesia masih menduduki peringkat paling banyak dibandingkan dengan negara-negara di Asia.

“Kita Indonesia masih menempati peringkat paling banyak jumlah banknya di Asia. Rata rata mereka sedikit, di Malaysia hanya 4 hingga 5 bank, Philippines juga sama, apalagi Singapura. Namun saya tekankan, jaringannya harus diperluas bukan jumlah banknya. Perluasan bisa bangun fisik atau digital banking,” tukas Halim. (*)

Suheriadi

Recent Posts

80 Ribu Pekerja Kena PHK hingga Desember 2024, Terbanyak di Jakarta!

Jakarta – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih menghantam para pekerja di Indonesia. Data Kementerian… Read More

1 min ago

Hasto Kristiyanto Dikabarkan jadi Tersangka KPK terkait Kasus Harun Masiku

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disebut telah menetapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia… Read More

1 hour ago

IHSG Kembali Dibuka di Zona Hijau ke Level 7.110

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (24/12) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

3 hours ago

Jelang Libur Nataru, Rupiah Diperkirakan Tetap Bertahan di Atas Rp16.000 per Dolar AS

Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih berada di atas… Read More

3 hours ago

Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok! Sekarang Cuma Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Rabu, 24 September… Read More

3 hours ago

Dibayangi Sentimen Negatif, IHSG Berpeluang Menguat Terbatas

Jakarta – Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (24/12)… Read More

4 hours ago