News Update

Maret 2018, BI Catat Pertumbuhan Kredit 8,5%

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit perbankan pada Maret 2018 mencapai Rp4.768,8 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 8,5 persen (yoy). Pertumbuhan kredit di bulan Maret tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Februari 2018 yang tumbuh 8,2% (yoy).

Seperti dikutip dari laman BI, di Jakarta, Senin, 30 April 2018 menyebutkan suku bunga kredit dan simpanan berjangka kembali turun, sejalan dengan berlanjutnya transmisi penurunan suku bunga kebijakan BI. Pada Maret 2018, rata-rata tertimbang suku bunga kredit perbankan tercatat 11,18 persen atau turun 9 bps dari bulan sebelumnya.

Sementara itu, untuk suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 3, 6, dan 12 bulan pada Maret 2018 masing-masing tercatat 5,88 persen, 6,29 persen, dan 6,46 persen, atau menurun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 5,97 persen, 6,40 persen, dan 6,56 persen.

Menurut BI, penyaluran kredit perbankan pada Maret 2018 telah menahan perlambatan pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2). Posisi M2 tercatat Rp5.394,9 triliun pada Maret 2018 atau tumbuh 7,5 perse  (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,3 persen (yoy).

Baca juga: BI: Suku Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun 1,55%

Perlambatan pertumbuhan M2 terjadi pada seluruh komponen uang beredar. Komponen uang kuasi tercatat tumbuh 6,2 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,7 persen (yoy). Komponen M1 (uang beredar dalam arti sempit) tercatat tumbuh 11,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 13 persen (yoy).

Komponen lainnya berupa surat berharga selain saham juga tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan.

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh operasi keuangan pemerintah dan aktiva luar negeri bersih. Pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) tercatat 5,9 perssn (yoy) pada Maret 2018, turun dari 10,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Hal ini didorong oleh peningkatan simpanan pempus terkait akhir periode laporan pajak dan penerimaan dari penerbitan sukuk global.

Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih pada Maret 2018 juga tumbuh sebesar 9,3 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 13,6 persen (yoy). (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Bank Mandiri Perkuat Komitmen, Jadi Penyalur FLPP dengan Tingkat Keterhunian Terbaik

Jakarta - Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program 3 juta rumah yang diinisiasi… Read More

10 hours ago

3 Rekomendasi Tempat Liburan Akhir Tahun, Gak Kalah Seru!

Jakarta – Akhir tahun menjadi momen yang cocok untuk menghabiskan liburan bareng keluarga. Jika Anda… Read More

13 hours ago

Pemerintah Siapkan Rp20 Triliun untuk Kredit Investasi Padat Karya, Ini Syaratnya

Jakarta – Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk kredit investasi padat karya pada tahun 2025. Anggaran… Read More

15 hours ago

Ada 22 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Beraset Jumbo

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat per 20 Desember 2024, terdapat 22 perusahaan… Read More

15 hours ago

Banggar Beberkan Solusi Strategis Antisipasi Risiko Kenaikan PPN 12 Persen

Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah melakukan mitigasi risiko… Read More

16 hours ago

Libur Natal, 1,1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek

Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.170.098 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada… Read More

16 hours ago