Perbankan dan Keuangan

Marak Serangan Malware ke M-Banking, Begini Cara Mencegahnya

Jakarta – Kini, semakin marak kejahatan siber yang menyerang aplikasi M-Banking dengan menggunakan malware. Malware adalah salah satu ancaman terbesar terhadap keamanan komputer, tablet, ponsel, dan perangkat lainnya, yang mencakup virus, spyware, ransomware, dan perangkat lunak tidak diinginkan lainnya yang terinstal secara diam-diam ke perangkat yang bisa digunakan untuk mencuri informasi sensitif.

Chairman & Founder of the Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja mengatakan, salah satu untuk mengenali perangkat yang telah terinfeksi malware adalah, tiba-tiba melambat, macet, atau menampilkan pesan kesalahan berulang, tidak bisa dimatikan atau restart, dan tidak mengijinkan anda menghapus perangkat lunak.

Baca juga: Awas Tertipu! Kenali Modus Baru Penipuan Online yang Diungkap OJK

Lebih lanjut, peretas bekerja untuk menempatkan malware di perangkat Anda sehingga mereka dapat mencuri informasi pribadi, seperti nama pengguna dan kata sandi, nomor rekening bank, atau nomor Jaminan Sosial Anda.

“Mereka menggunakan informasi ini untuk melakukan pencurian identitas. Malware dapat masuk ke perangkat Anda saat Anda membuka atau mengunduh lampiran atau file, atau mengunjungi situs web scam,” jelas Ardi saat dihubungi Infobanknews, Jumat 4 Agustus 2023.

Ardi pun memberikan tips untuk menghindari peretas yang mencoba mengelabui orang agar mengklik tautan yang akan mengunduh virus, spyware, dan perangkat lunak tak diinginkan lainnya, di mana seringkali dengan menggabungkannya dengan unduhan gratis.

Pertama, instal dan perbarui perangkat lunak keamanan, dan gunakan firewall. Atur perangkat lunak keamanan, browser internet, dan sistem operasi Anda untuk memperbarui secara otomatis. Kedua, jangan melemahkan pengaturan keamanan browser. Anda dapat meminimalkan unduhan “drive-by” atau bundel jika Anda mempertahankan setelan keamanan default browser Anda.

Di sisi lain, pelaku industri perbankan dalam memberikan kemanan kepada nasabah, seperti BCA terus melakukan inovasi dan pengamanan dengan standar keamanan berlapis, manajemen risiko dan liability, serta accountability untuk menjaga data dan transaksi digital nasabah tetap aman dan terhindar dari kebocoran data melalui penerapan strategi dalam hal people, process, dan technology.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn mengatakan, dalam hal teknologi, BCA  menggunakan pengamanan berlapis dari perangkat security terkini dan andal, baik di sistem komputer, jaringan, aplikasi, maupun data. Khusus untuk pengamanan data, BCA juga dengan menerapkan teknologi Data Loss Prevention.

“Selain itu, demi memastikan keamanan siber BCA, aset – aset digital BCA terus dimonitoring 24×7 melalui SOC (Security Operations Center) agar terhindar dari risiko serangan siber dan kebocoran data,” ujar Hera kepada Infobanknews, dikutip Jumat 4 Agustus 2023.

Baca juga: Lingkaran ‘Setan’ Praktik Judi Online dan Pinjol 

Sementara itu, Bank Mandiri juga melakukan upaya antisipasi dan pencegahan kejahatan perbankan dengan menerapkan sistem pengamanan berlapis (multilayer defense mechanism) mulai dari senantiasa melakukan awareness program secara berkelanjutan kepada nasabah, melalui website dan media sosial resmi perusahaan, maupun seluruh pegawai untuk meningkatkan awareness agar dapat mencegah dan menghindari ancaman serangan siber yang menargetkan people seperti Social Engineering dan Phishing, serta meningkatkan awareness kepada seluruh pihak ketiga yang bekerjasama dengan Bank sebagai bagian dari supply chain.

“Selanjutnya kami juga memastikan control mulai dari tahapan design hingga operasional yang diuji secara berkala efektivitasnya melalui control testing serta audit independent. Kami juga memastikan pengamanan pada aplikasi yang digunakan nasabah, pengamanan perimeter dan jaringan, serta pengamanan sistem (server dan workstation) untuk meningkatkan cybersecurity resilience, serta menerapkan fraud management system dan strategi anti fraud untuk pencegahan, deteksi, pelaporan dan sanksi serta pemantauan dan tindak lanjut apabila terjadi fraud,” ujar Direktur Information Technology Bank Mandiri, Timothy Utama. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Per 20 Desember 2024, IASC Blokir 5.987 Rekening dan Selamatkan Dana Rp27,1 Miliar

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More

1 hour ago

KSEI Bidik Pertumbuhan 2 Juta Investor pada 2025

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More

1 hour ago

KSEI Masih Kaji Dampak Kenaikan PPN 12 Persen ke Pasar Modal RI

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More

2 hours ago

PPN 12 Persen QRIS Dibebankan ke Pedagang, Siap-siap Harga Barang Bakal Naik

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

3 hours ago

IHSG Ditutup Naik 1,61 Persen, Dekati Level 7.100

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More

4 hours ago

Hingga September 2024, Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Laba Bersih Rp100 Miliar

Jakarta – Di tengah penurunan kunjungan wisatawan, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) tercatat mampu… Read More

4 hours ago