Categories: Nasional

Marak PHK, Paket Kebijakan Belum Efektif

Jakarta – Pemerintah telah mengeluarkan berbagai paket kebijakan untuk menstimulisasikan perekonomian. Namun belakangan, isu pemutusan hubungan kerja (PHK) malah marak di awal tahun ini. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa paket kebijakan tersebut belumlah efektif.

Hal ini seperti disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 10 Februari 2016. “Paket kebijakan mestinya membuat investor nyaman investasi di kita. Sehingga tidak membuat mereka berpikir untuk realokasi industrinya. Itu baru namanya efektif,” ujarnya.

Penyataan Enny tersebut, sejalan dengan maraknya PHK dari beberapa perusahaan seperti Ford, Panasonic, Toshiba, dan Chevron. Kendati demikian, dirinya menolak jika perusahaan yang telah melakukan PHK tersebut dianggap hengkang dari Indonesia. Karena perusahaan otomotif seperti Ford misalnya, kata dia, tidak pernah ada pabriknya di Indonesia.

Lebih lanjut dia menilai, paket kebijakan pemerintah dianggap efektif, jika para investor tidak merealokasikan industrinya dan tetap percaya untuk berivestasi di Indonesia. “Jika mereka masih membandingkan, kok masih mahal berbisnis di sini, sehingga mereka mulai berpikir ulang untuk kalkulasi investasi dan realokasi, berarti itu tidak efektif,” tukas Enny.

Terlebih jika dibandingkan dengan pusat industri di Johor, Malaysia, dibanding pusat industri seperti di Jababeka, Cikarang, Tangerang, atau Karawang, maka sangat mungkin investor melakukan relokasi investasinya. “Sekarang bayangkan, daripada mereka berada di kawasan industri di kita, yaa mending milih ke Johor karena di sana langsung ke pelabuhan. Karena biaya logistiknya lebih murah,” ucapnya.

Dia menambahkan, dengan adanya kondisi seperti itu, kendati paket kebijakan ekonomi sudah dikeluarkan oleh pemerintah, namun hingga kini efektifitasnya belum terlihat. “Jadi, memang potensi kebijakan pemerintah yang tidak kondusif dan membuat investor hengkang itu sangat besar,” tutup Enny. (*) Rezkiana Nisaputra

Apriyani

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

2 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

3 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

6 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

6 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

7 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

9 hours ago