Teknologi

Marak Pencurian Data, Mayoritas Kebocoran Bersumber dari Konsumen

Jakarta – Kasus kebocoran data semakin menjadi saja. Teranyar adalah kasus kebocoran data yang menimpa dua institusi pemerintah belum lama ini. Tidak sedikit pihak yang menyalahkan regulator atau institusi terkait soal kasus kebocoran data tersebut. Namun, ternyata kebanyakan kasus kebocoran data bersumber dari pihak konsumen sendiri.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Perbanas Institute, Harya Damar Widiputra, pada sebuah panel diskusi bertajuk “Komitmen Bersama Jasa Keuangan Digital untuk Peningkatan Inklusi dan Literasi Keuangan Digital di Indonesia”, pada Jumat, 9 September 2022.

Menurutnya, teknologi keamanan data di Indonesia sudah mumpuni dan lengkap. Bicara soal regulasi, ia juga menyatakan bahwa regulasi keamanan data telah distandarisasi sedemikian rupa untuk melindungi keamanan data konsumen.

“Jadi selalu ada entah kebocoran dari orang dalam, jadi weakest pointnya selalu ada di manusia, termasuk nasabah. Misalnya seperti memberi tahu password akunnya tanpa sadar. Kebanyakan dari kita kan pasti punya akun bank lebih dari satu, tapi pin atau passwordnya sama semua itu, maka kalau bocor satu ya bisa bocor semua,” ucap Harya.

Ia kemudian membeberkan bagaimana tingkat inklusi keuangan di Indonesia yang sudah tinggi, tapi tingkat literasi digitalnya masih sangat rendah. Melihat kondisi demikian, menurut dia, tak aneh bila kasus kebocoran data masih marak terjadi.

“Bila melihat data yang ada, tingkat inklusi keuangan nasional itu sudah mencapai 70%, tetapi tingkat literasi digitalnya yang masih rendah. Jadi, banyak orang sudah memakai produk digital, tetapi tidak paham soal kaidah-kaidah teknologi digital itu sendiri,” terangnya.

Baca juga: Literasi Membaca Masyarakat Rendah jadi Pemicu Tingginya Kebocoran Data

Maka dari itu, ia menyarankan perlunya kolaborasi dari berbagai pihak untuk meningkatkan literasi digital tersebut. Kolaborasi antar institusi memainkan peran penting untuk mencapai tujuan objektif bersama industri dalam menjaga keamanan data konsumen.

“Maka besar harapan kami dengan adanya kerjasama ini, tiga entitas dari Perbanas, Kadin, dan Aftech dapat bergabung bersama untuk lebih meningkatkan literasi digital masyarakat,” pungkasnya. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

13 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

13 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

15 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

16 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

16 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

17 hours ago