Keuangan

Marak Modus Penipuan Online di Linkedln, AdaKami Tempuh Cara Ini

Jakarta – Modus penipuan online yang mengatasnamakan PT Pembiayaan Digital Indonesia alias AdaKamimasih menjadi perhatian serius fintech P2P lending satu ini.

Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss mengatakan, pihaknya terus memantau modus penipuan online yang mencatut nama AdaKami di pelbagai channel.

Tak sekedar memantau, AdaKami juga rutin melaporkan ke Satgas Pasti, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

“Setiap bulannya kami terus memonitor dan melaporkan pencatutan nama yang mengatasnamakan AdaKami ke Satgas Pasti, OJK hingga AFPI,” katanya dalam kegiatan Media Gathering & Halalbihalal AdaKami, di Jakarta, Senin 29 April 2024.

Berdasarkan data pihaknya, hingga akhir September 2023, sudah ada 100 kasus penipuan online dengan modus mencatut nama website resmi perusahaan.

Salah satu tren penipuan online yang tengah marak, yakni menggunakan platform pencari kerja profesional LinkedIn. Di mana, penipu membuat profil bisnis menawarkan bantuan kepada masyarakat.

Baca juga : Waspada! Marak Penipuan Online Lewat LinkedIn Catut Pinjol AdaKami 

Dalam menjalankan modusnya, para pelaku mencantumkan nomor telepon palsu. Biasanya, mereka juga menyertakan dengan foto dan tanda pengenal palsu supaya korban percaya.

Agar modusnya semakin dipercaya, mereka juga menyertakan foto dan tanda pengenal palsu.

“Untuk kategori LinkedIn yang memang mengatasnamakan karyawan kami, biasanya penipuannya dimulai dengan melakukan WhatApp dengan profil LinkedIn, kemudian menunjukan id cardnya,” jelasnya.

Ia menegaskan, apabila ada orang yang mengaku memiliki id card AdaKami, maka dipastikan bukan karyawan alias customer service (CS) pihaknya.

“Karena CS itu sifatnya menerima complain bukan menjemput bola. Ini juga salah satu pemahaman yang kami sedang kampanyekan kepada nasabah-nasabah kami,” tegasnya. 

Diakuinya, dalam memberantas modus penipuan online ini tidak bisa bekerja sendiri. Sebab tidak hanya akan berpotensi membahayakan AdaKami tapi juga terhadap fintech P2P lending berizin lainnya.

“Kami tidak bisa sendiri memberantas praktik praktik report seperti ini karena tidak hanya berpotensi membahayakan AdaKami tapi juga 100 platform lain yang berizin di OJK,” pungkasnya.

Edukasi Masyarakat

AdaKami gencar melakukan edukasi dan sosialiasi dalam meningkatkan kesadaran dan antisipasi masyarakat terhadap upaya fraud dengan berbagai saluran.

Termasuk lewat media sosial seperti unggahan dan IG Live, radio talkshow, juga kegiatan temu langsung dengan masyarakat. Lewat kegiatan ini, AdaKami juga berharap bisa berkontribusi pada peningkatan literasi keuangan dan digital di Indonesia. 

Baca juga : Begini Cara AdaKami Bantu Wujudkan Kesehatan Finansial Masyarakat RI

“Selain memaparkan jenis tindakan fraud yang perlu diantisipasi, kami juga menyampaikan informasi terkait hal-hal yang perlu dilakukan jika masyarakat tengah menghadapinya,” katanya. 

Sejumlah langkah yang bisa dilakukan antara lain, Pertama, memastikan hanya berkomunikasi atau mencari informasi melalui situs, email, nomor telepon, hingga akun media sosial resmi yang terverifikasi. 

Kedua, lebih berhati-hati dan selektif dalam membagikan informasi terkait data pribadi dengan tidak mengunggah data pribadi di media sosial ataupun menyerahkannya kepada pihak-pihak yang belum bisa dipastikan kredibilitasnya. 

Ketiga, berhati-hati dengan pihak-pihak yang menawarkan atau mengiming-imingi hadiah menggiurkan dengan syarat mencurigakan seperti keharusan membeli sesuatu, bahkan diminta untuk berhutang demi membeli barang tertentu yang melampaui kemampuan finansial, demi mendapatkan hadiah yang ditawarkan. 

Keempat, pada saat memutuskan untuk memanfaatkan layanan keuangan tertentu, pastikan sudah membaca seluruh syarat dan ketentuan yang berlaku serta sudah memiliki rencana pemenuhan kewajiban yang mengikat. 

“Jika membutuhkan alternatif pemenuhan kebutuhan finansial seperti pinjaman, pastikan dialokasikan untuk sesuatu yang benar-benar kita butuhkan dan bisa kita pertanggungjawabkan. Jadi, memahami prioritas dan cara pemenuhannya serta profil dan risiko instrumen keuangan yang akan kita manfaatkan memang sangat penting untuk bisa membuat keputusan tepat,” pungkasnya. 

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

31 mins ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

2 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

4 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

5 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

5 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

8 hours ago