Pasar Modal

Mandiri Sekuritas Proyeksi IHSG Sentuh Level 8.150 di 2025

Jakarta – PT Mandiri Sekuritas memproyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2025 diperkirakan dapat menyentuh level 8.150, dengan kisaran 7.140 hingga 8.590.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, mengatakan bahwa sektor-sektor yang disukai investor pada sepanjang tahun 2025, antara lain, sektor konsumsi, pangan, properti, telekomunikasi, transportasi, hingga retail.

“Sementara di kuartal II-2025, sektor-sektor yang disukai adalah sektor perbankan, automotif, dan retail,” ucap Oki kepada media dikutip, Jumat, 10 Januari 2025.

Baca juga: 166 Saham Hijau, IHSG Kembali Dibuka Menguat 0,38 Persen

Oki menjelaskan, di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan domestik, pasar saham akan mengalami ‘The Waiting Game’, menunggu kondisi yang lebih pasti nantinya.

Ia menyebut, IHSG sedang menghadapi tekanan strategi bottom-up dan pada keadaan seperti ini sangat penting bagi investor untuk berfokus pada sektoral saat memasuki tahun 2025. 

“Kami mendorong para investor untuk berkonsentrasi pada area di mana perputaran uang akan meningkat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan pendanaan menghadapi kondisi likuiditas yang masih ketat, dan volatilitas yang besar mungkin akan terus terjadi sampai adanya kepastian yang lebih besar,” imbuhnya.

Baca juga: Mandiri Sekuritas Luncurkan Aplikasi Growin’, Apa Keunggulannya?

Adapun dari sisi risiko, Oki melihat ke depannya masih akan dipengaruhi dari sentimen global yakni hasil Pemilu di Amerika Serikat (AS) dan eskalasi konflik geopolitikal.

Kebijakan fiskal Donald Trump seperti pemangkasan pajak dan kenaikan tarif impor barang dan jasa dari luar diperkirakan dapat berdampak terhadap kenaikan inflasi serta perlambatan ekspektasi penurunan suku bunga Fed Fund Rate.

Namun demikian ada perkembangan menarik di pasar obligasi Indonesia di mana korelasi imbal hasil US Treasury dan yield obligasi pemerintah Indonesia yang menurun, seiring dengan makin besarnya dominasi investor domestik, tidak hanya dari investor institusi tetapi juga dari ritel. Bahkan tahun ini ritel adalah pembeli terbesar pasar obligasi pemerintah. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Hingga November 2024, Fee Base Income BSI Tumbuh 34 Persen jadi Rp4,99 Triliun

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pendapatan berbasis fee (fee base income)… Read More

5 mins ago

AirAsia Indonesia Angkut 460 Ribu Lebih Penumpang Selama Libur Nataru

Jakarta - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) atau Indonesia AirAsia sebagai emiten penerbangan telah menerbangkan… Read More

32 mins ago

November Lesu, Kinerja Penjualan Eceran RI Kembali Bergairah di Desember

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja penjualan eceran tumbuh melambat secara tahunan dan terkontraksi secara bulanan.… Read More

49 mins ago

Kontroversi Pagar Laut Sepanjang 30,16 Km di Tangerang, DPR RI Desak Tindakan Tegas

Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan meminta pemerintah segera membongkar pagar laut misterius… Read More

58 mins ago

Revisi Aturan DHE SDA, Pemerintah Siapkan Insentif Baru bagi Eksportir

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan skema insentif baru bagi para… Read More

1 hour ago

Bos Garuda Indonesia Update Progres Rencana Merger dengan Pelita Air

Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) buka suara terkait rencana merger atau penggabungan… Read More

1 hour ago