Jakarta – PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) menargetkan dana kelolaan tahun 2020 tembus hingga Rp 66 Triliun.
Direktur Utama Mandiri Investasi, Alvin
Pattisahusiwa, mengungkapkan pihaknya optimis target tersebut bisa tercapai, mengingat kondisi global yang sudah cenderung positif, sehingg menjadi modal yang baik untuk pergerakan pasar keuangan di 2020, khususnya untuk kelas aset berisiko tinggi seperti saham.
Di sisi lain, diperkirakan kebijakan moneter yang cukup longgar dari bank sentral AS juga masih akan tetap berlanjut, sehingga Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk melakukan satu atau dua kali pemotongan suku bunga di tahun 2020 yang akan berdampak positif bagi kelas aset pendapatan tetap.
Sekedar informasi, hingga akhir tahun 2019, Mandiri Investasi berhasil mencapai Asset Under Management (AUM) Reksa Dana sebesar Rp44,9 Triliun.
Sementara untuk total dana kelolaan,
termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Produk Investasi Alternatif, Pengelolaan Dana Nasabah Individu, serta AUM dari Mandiri Investment Management Singapore (MIMS) di akhir tahun 2019 mencatatkan total dana kelolaan sebesar Rp63,4 Triliun.
“Mandiri Investasi sendiri telah menyiapkan berbagai ekosistem dalam mensiasati era disruptions ini. Contohnya kami memiliki produk Reksa Dana yang memiliki fitur pencairan di hari yang sama (same-day settlement atau ‘T+0’) yang dikenal dengan nama Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang 2 (MIPU2). Reksa Dana ini untuk mendukung ekosistem digital dengan menyasar e-wallet dari industri
fintech. Selain itu Mandiri Investasi juga telah memiliki produk Reksa Dana all weather fund yaitu Reksa Dana Mandiri Investasi Obligasi Nasional bagi investor yang ingin memilliki fleksibilitas untuk berinvestasi dalam surat utang negara berdenominasi USD dan/atau Rupiah,” kata Alvin, di Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020.
Tidak hanya itu, untuk mendorong target di 2020, Mandiri Investasi juga memiliki produk Reksa Dana yang telah di revamp dengan tema global disruption yaitu Reksa Dana Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) yang berinvestasi pada
portofolio Efek Syariah Luar Negeri yang memiliki kemampuan untuk melakukan disruptions pada level global.
Mandiri Investasi juga memiliki produk yang memberikan disruptions kepada produk konvensional industri Reksa Dana yaitu produk-produk Investasi Alternatif seperti KIK EBA, KIK DINFRA, dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
“Di tahun ini, kami juga berencana menerbitkan produk inovatif Investasi Alternatif lainnya yaitu KIK EBA Syariah dan DINFRA lanjutan,” tutup Alvin.
(*)
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More
Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More