Perbankan

Mandiri Institute: Penerapan ESG Bakal jadi Prioritas di Masa Depan

Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terus memperkuat komitmennya dalam mendorong implementasi prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) guna mewujudkan keberlanjutan dalam pembangunan ekonomi.

Komitmen Bank Mandiri tersebut diwujudkan melalui hasil riset dan penelitian terbaru oleh Mandiri Institute bertajuk Sustainable Acts: Why Now, What’s Next? yang diumumkan dalam Mandiri Sustainability Forum (MSF) 2023. Hasil riset tesebut, sebanyak 71 persen perusahaan meyakini praktik bisnis dengan ESG akan menjadi prioritas di masa depan.

Baca juga: Cara Bank Mandiri Jaga Keseimbangan Penyaluran Kredit Sektor Hijau dan Batu Bara

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengungkapkan, bahwa riset tersebut diharapkan dapat menjadi acuan terkait gambaran penerapan ESG di Indonesia sekaligus mengajak seluruh pihak untuk menggencarkan aksi nyata untuk ekonomi berkelanjutan. 

Sebab, penelitian ini dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai stakeholder mulai dari korporasi baik tercatat maupun non-tercatat, investor, hingga fund manager.

“Event MSF kami selenggarakan untuk kedua kalinya karena telah menjadi wadah diskusi yang tepat bagi para pebisnis, pemerintah, dan pelaku usaha lainnya terkait potensi dan tantangan ESG ke depan, baik di tingkat global maupun nasional, tentunya dalam konteks mendukung agenda nasional pencapaian NZE 2060,” ucap Darmawan dalam MSF 2023 secara virtual di Jakarta, 7 Desember 2023.

Di kesempatan yang sama, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menjelaskan bahwa merujuk hasil survei tersebut, ditemukan sebanyak 71 persen perusahaan terbuka meyakini praktik bisnis dengan prinsip ESG akan menjadi prioritas di masa depan. 

Meski demikian, hanya 57 persen perusahaan yang baru menyadari akan adanya target Nationally Determined Contributions (NDC) atau penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 2030.

Baca juga: Digital Skill dan Pemahaman ESG jadi Tantangan Bisnis di ASEAN

Hal itu dikarenakan adanya sejumlah tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan ESG terutama di pasar keuangan. Tercermin dari masih minimnya diferensiasi produk ESG dan gaya pendanaan. Ini terjadi, karena masih rendahnya kesadaran terkait ESG termasuk masih banyak yang belum percaya bahwa ESG sebagai prioritas.

“Untungnya, hampir seluruh responden telah mempertimbangkan untuk melakukan praktik bisnis ESG ke depannya. Artinya, potensi bisnis berkelanjutan masih sangat terbuka dan Bank Mandiri berkomitmen kuat untuk mengoptimalkan potensi tersebut,” ujar Andry. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Harga Emas Antam Meroket Rp15.000, Sekarang Segini per Gramnya

Jakarta - Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)… Read More

8 mins ago

IHSG Dibuka Naik 0,18 Persen ke Level 7.146

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Selasa, 19 November 2024, pukul 9:00 WIB, Indeks… Read More

19 mins ago

IHSG Berpotensi Sideways, Investor Tunggu Keputusan Suku Bunga BI

Jakarta - BNI Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (19/11)… Read More

25 mins ago

Siap Mengawasi Aset Kripto pada 2025, OJK Antisipasi Money Laundering

Jakarta - Otorit Jasa Keuangan (OJK) bersiap-siap menerima limpahan pengawasan aset kripto mulai Januari 2025.… Read More

2 hours ago

Modal Ventura Optimistis Kenaikan PPN Tak Guncang Portofolio, Ini Alasannya

Jakarta – Sejumlah perusahaan modal ventura merespons rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen… Read More

10 hours ago

Bank QNB Indonesia Dorong Keterampilan Finansial Generasi Muda

Jakarta – PT Bank QNB Indonesia Tbk ("Bank"), anak usaha QNB Group, institusi finansial terbesar… Read More

10 hours ago