Jakarta – Volatilitas Rupiah di kuartal kedua 2016 meningkat. Pada akhir kuartal pertama 2016 nilai tukar US$/IDR berada di level Rp13.239. Pada akhir Mei 2016, Rupiah melemah ke Rp13.648. Dan di akhir Juni 2016 ditutup di level Rp13.210).
Putut Andanawarih, Direktur Pengembangan Bisnis Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengatakan, berlalunya referendum Brexit, sikap bank sentral Amerika Serikat yang berubah dovish, serta disetujuinya skema pengampunan pajak tanggal 28 Juni 2016 lalu menjadi faktor yang akhirnya membuat Rupiah mengalami penguatan di tahun berjalan sebesar 4,19% (akhir Juni 2016).
“Melihat masih adanya risiko global dampak referendum Brexit terhadap negara lainnya, secara konservatif kami masih memperkirakan nilai tukar Rupiah pada akhir di kisaran Rp13,400 – Rp14,000 per US$” ujarnya. (*)
Poin Penting Komdigi ajukan delisting delapan aplikasi yang diduga menyalahgunakan data nasabah pembiayaan kendaraan bermotor… Read More
Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More
Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More
Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More
Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More
Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) 19 Desember 2025 memutuskan perombakan jajaran dewan komisaris, sementara… Read More