Keuangan

MAMI: Reksa Dana MANSYAF Tangkap Potensi Asia Pasifik

Jakarta – Pemulihan ekonomi global yang lebih merata pada tahun 2022 akan berdampak positif bagi pasar yang sebelumnya tertinggal. Perbedaan valuasi pasar saham Asia terhadap pasar di negara maju cukup lebar, saat ini pasar saham Asia berada di level sekitar 25% lebih murah dibandingkan negara maju.

Hal ini diungkapkan oleh Katarina Setiawan, Chief Economist and Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), dalam acara peresmian kerjasama antara PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan MAMI pada Selasa, 15 Maret 2022, sebagai penyedia reksa dana berkualitas bagi para nasabah BCA. Dalam kerjasama ini, BCA akan mendistribusikan Reksa Dana Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF) melalui cabang BCA yang melayani transaksi reksa dana dan aplikasi Welma.

Lebih lanjut, Katarina menuturkan bila kawasan Asia juga diuntungkan oleh beberapa faktor, diantaranya siklus ekonomi yang masih melanjutkan akselerasi pemulihan dan inflasi yang lebih terjaga dibandingkan kawasan negara maju sehingga memberi ruang kebijakan bagi bank sentral kawasan ini.

“Faktor lainnya yaitu kinerja pasar saham Asia yang mengalami ketertinggalan di 2021, sehingga membuat valuasi pasar berada pada level yang atraktif,” tuturnya.

Maka dari itu, ditambahkan Katarina, MANSYAF menangkap potensi pertumbuhan struktural kawasan Asia Pasifik. Tiap negara di kawasan ini memiliki keunggulannya masing-masing yang menarik. Sebagai contoh, Korea Selatan dan Taiwan memiliki kekuatan di sektor semikonduktor, yang merupakan bahan baku untuk berbagai produk elektronik.

“China memiliki keunggulan pada konsumsi domestik yang besar dan teknologi energi terbarukan. Kawasan ASEAN dan India memiliki potensi ekonomi digital yang besar. Dengan berinvestasi di MANSYAF, investor mendapatkan eksposur pada sektor-sektor tersebut,” tambahnya.

Sementara, Ugahary Yovvy Chandra, Executive Vice President Wealth Management BCA mengatakan, jika melihat peluang pertumbuhan di Asia Pasifik, BCA menghadirkan MANSYAF sebagai solusi terbaru dari Wealth Management BCA bagi para nasabah yang ingin melakukan diversifikasi investasi untuk memenuhi beragam tujuan keuangannya di masa depan.

“MANSYAF akan tersedia di BCA mulai 16 Maret 2022. Nasabah dapat menghubungi Cabang BCA untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai MANSYAF. Sebagai bagian dari kerja sama antara BCA dengan MAMI dan peluncuran MANSYAF di BCA, kami memberikan benefit khusus bagi para nasabah yaitu cashback hingga IDR1 juta untuk investasi MANSYAF hingga 31 Mei 2022,” katanya.

Sebagai informasi, MAMI adalah bagian dari Manulife yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 1996. MAMI menyediakan solusi investasi yang menyeluruh untuk para investor melalui jasa manajemen investasi, reksa dana, dan penasihat investasi. Dengan dana kelolaan mencapai Rp113,4 triliun (per 31 Desember 2021) menjadikan MAMI sebagai salah satu perusahaan manajer investasi terbesar dan terpercaya di Indonesia. (*) Ayu Utami

Evan Yulian

Recent Posts

Fungsi Intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) Moncer di Triwulan III 2024

Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More

34 mins ago

Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan Komitmen RI Dukung Perdamaian Dunia

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More

58 mins ago

OJK Catat Outstanding Paylater Perbankan Tembus Rp19,82 Triliun

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More

1 hour ago

Perkuat Inklusi Asuransi, AAUI Targetkan Rekrut 500 Ribu Tenaga Pemasar di 2025

Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan jumlah agen asuransi umum mencapai 500 ribu… Read More

1 hour ago

PermataBank Bidik Bisnis Wealth Management Tumbuh Double Digit di 2025

Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More

2 hours ago

Kredit UMKM Kian Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More

3 hours ago