News Update

Malware Prilex Incar Kartu Pembayaran Berteknologi Chip dan PIN

Jakarta – Para ahli Kaspersky Lab mengungkapkan bahwa kelompok di balik malware mesin kasir (point of sale / POS) Prilex dapat menduplikasi data kartu pembayaran curian ke dalam kartu plastik kosong yang fungsional.

Ancaman jenis ini terus berkembang, saat ini beroperasi di Amerika Latin, dan populer karena ini merupakan bentuk kejahatan yang sederhana dan mudah digunakan sehingga sangat memberikan kemudahan bagi para penyerang untuk meluncurkan serangan.

“Penggunaan kartu pembayaran yang sudah dilindungi oleh ‘smart’ chip dan PIN telah berkembang dengan pesat di dunia selama beberapa dekade terakhir. Namun, pengadopsian yang terus berkembang ini tentu saja menarik perhatian penjahat siber,” kata Analis Keamanan di Kaspersky Lab, Thiago Marques di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2018.

Ia mengatakan, para ahli Kaspersky Lab yang memantau kejahatan siber keuangan di Amerika Latin menemukan bahwa malware Prilex telah berevolusi untuk menargetkan teknologi jenis ini.

Malware Prilex telah aktif sejak tahun 2014. Para ahli yang memantau perkembangannya melihat adanya upaya migrasi dari serangan pada ATM ke serangan terhadap sistem POS yang dikembangkan oleh vendor dari Brasil dengan cara menduplikasi informasi kartu pembayaran curian ke dalam kartu plastik kosong yang fungsional.

Hal ini memungkinkan penjahat untuk melakukan transaksi penipuan di toko manapun, baik online maupun offline. Ini untuk pertama kalinya para ahli melihat serangkaian alat yang lengkap dipergunakan untuk melakukan transaksi penipuan.

Kartu pembayaran kloning ini bekerja di setiap sistem POS di Brasil dikarenakan penerapan standar EMV yang salah, berarti tidak semua data diverifikasi selama proses persetujuan.

Dari segi teknis, malware Prilex terdiri dari tiga komponen yakni malware yang memodifikasi sistem POS dan menduplikasi informasi kartu pembayaran, server yang digunakan untuk mengelola informasi yang diperoleh secara ilegal, dan aplikasi bagi penyerang yang dapat digunakan oleh malware dari klien untuk melihat, mengkloning, atau menyimpan statistik yang terkait dengan kartu (seperti berapa banyak yang telah dicuri dengan menggunakan kartu itu).

Ini adalah fitur yang paling penting dari malware model kejahatan yang terpadu, di mana semua kebutuhan penyerang diperhitungkan, termasuk kebutuhan akan antarmuka penggunaan yang sederhana dan mudah.

Bukti-bukti menunjukkan bahwa malware didistribusikan melalui proses penyebaran tradisional, yaitu meyakinkan korban untuk memberikan akses ke komputer kepada penyerang untuk sesi dukungan dari jarak jauh, yang kemudian dimanfaatkan untuk menginstal malware.

“Sebagian besar korban yang diamati sampai saat ini cenderung berasal dari toko tradisional, seperti pom bensin, supermarket dan pasar ritel biasa, dan semua berlokasi di Brasil. Di sini kami berurusan dengan malware yang benar-benar baru, yang menawarkan segala sesuatunya kepada penyerang mulai dari antarmuka pengguna yang grafis hingga modul yang dirancang dengan baik sehingga dapat digunakan untuk membuat struktur kartu pembayaran yang berbeda. Teknologi Chip dan PIN masih relatif baru di beberapa bagian dunia, seperti AS, dan orang-orang mungkin kurang menyadari risiko kloning dan penyalahgunaan kartu pembayaran. Di Brasil, malware Prilex telah berevolusi dan mengambil keuntungan dari penerapan standar industri yang salah, hal ini menyoroti pentingnya mengembangkan standar bukti keamanan yang aman di masa mendatang untuk teknologi pembayaran,” ungkap Marques. (*)

Apriyani

Recent Posts

Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan Komitmen RI Dukung Perdamaian Dunia

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More

8 mins ago

OJK Catat Outstanding Paylater Perbankan Tembus Rp19,82 Triliun

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More

12 mins ago

Perkuat Inklusi Asuransi, AAUI Targetkan Rekrut 500 Ribu Tenaga Pemasar di 2025

Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan jumlah agen asuransi umum mencapai 500 ribu… Read More

28 mins ago

PermataBank Bidik Bisnis Wealth Management Tumbuh Double Digit di 2025

Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More

54 mins ago

Kredit UMKM Kian Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More

2 hours ago

OJK Ungkap Dampak Negatif Perbedaan Inklusi dan Literasi Keuangan Indonesia

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti pentingnya peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia… Read More

2 hours ago