Ekonomi dan Bisnis

Maggot, Si ‘Pahlawan’ Pengurai Limbah Sampah Great Giant Foods

Jakarta – Maggot atau larva lalat Black Soldier Fly mulai dilirik pelaku industri sektor pertanian dan perkebunan. Meski terkesan menjijikan, jenis serangga ini menjadi ‘pahlawan’ pengurai sampah karena bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan pupuk cair organik yang dapat menyuburkan tanah.

Praktik budidaya maggot ini turut dilakukan Great Giant Foods (GGF). Di mana, Maggot dikembangbiakkan dengan memberikan makanan berupa sampah buah yang dihasilkan perusahaan.

“Maggot ini kita budidayakan untuk mengolah limbah-limbah organik seperti kulit pisang, nanas dan jambu. Jadi, limbah sampah tidak kita buang begitu saja,” kata Presiden Direktur Great Giant Foods (GGF) Tommy Wattimena di sela acara Green Economy Expo di Jakarta Convention Center, Jum’at, 5 Juli 2024.

Dalam praktik pembuatan pupuk cair, bayi-bayi maggot dimasukkan ke limbah sisa buah yang sudah rusak. Nah, sisa makanan tersebut merupakan makanan yang dibutuhkan untuk berkembang biak dari maggot.

Baca juga: Begini Cara Bos GGF Bikin Produk Buah Lokal Naik Kelas

Pada proses ini, bakal dihasilkan cairan atau frass yang mengandung unsur hara serta mikroba yang kaya akan hara. Cairan ini pula bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik cair.

Pada sebuah studi yang dipublikan dalam jurnal Nature, penggunaan cairan dari maggot sebagai pupuk hayati bisa mengurangi tingkat keasaman tanah dan meningkatkan unsur hara makro sebesar 2-4 kali lipat.

“Karena kita perusahaan perkebunan, nutrisinya manfaatkan lagi untuk kebun kita. Sebab, maggot punya nutrisi protein yang tinggi, “ jelas Tommy.

Selain membudidayakan maggot untuk pakan mikroorganisme di dalam pupuk cair GGF, pihaknya juga mengolah maggot untuk menghasilkan produk turunan seperti pakan ternak dan pakan ikan.

Substitusi Tepung Ikan dan Kedelai 

Rupanya, protein tinggi yang terkandung dalam maggot bisa disubstitusi ke dalam bahan-bahan yang digunakan sebelumnya, seperti protein tepung ikan atau tepung kedelai. 

Tommy menjelaskan, pihaknya melakukan riset dan pengembangan budidaya maggot menjadi pupuk cair selama kurang lebih 4 tahun.

“Kami memulai riset sendiri sejak 2020, lalu menggunakan pupuk cair untuk kebutuhan internal perusahaan sejak akhir 2022,” bebernya.

Baca juga: Penuhi Permintaan Pasar Afrika, Produsen Pupuk Organik Ini Jaring Kandidat Demi Ekspansi Pabrik

Saat ini kata dia, produksi tepung maggot memang belum mampu memenuhi kebutuhan internal perusahaan sebesar 5 ton per bulan.

“Saat ini kita hanya mampu memproduksi tepung maggot hanya 2-3 ton per bulan. Penggunaan untuk lahan perkebunan internal di Lampung dan Jawa Timur, “ bebernya.

Diketahui, Great Giant Foods turut memberikan edukasi mengenai budidaya maggot kepada beberapa mitra perusahaan yakni para petani plasma dan peternak sapi. 

Artinya, jika ada limbah dari hasil perkebunan atau peternakan, maka limbahnya tidak dibuang sia-sia melainkan dapat dijadikan pakan untuk maggot. (*)

Editor : Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Kolaborasi Majoris AM dan Istiqlal Global Fund Luncurkan Program Wakaf Saham

Poin Penting Majoris Asset Management dan IGF-BPMI meluncurkan Program Wakaf Saham Masjid Istiqlal, memungkinkan masyarakat… Read More

2 hours ago

Saham Indeks INFOBANK15 Bergerak Variatif di Tengah Penguatan IHSG

Poin Penting IHSG tetap menguat, ditutup naik 0,46 persen ke level 8.660,59 meski mayoritas indeks… Read More

2 hours ago

Sun Life dan CIMB Niaga Kenalkan Dua Produk Berdenominasi USD

Wealth Practice bertajuk “Legacy in Motion: The Art of Passing Values, Wealth, and Business” persembahan… Read More

6 hours ago

BSI Salurkan Bantuan 78,8 Ton Logistik Senilai Rp12 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BSI dan BSI Maslahat menyalurkan bantuan 78,7 ton senilai Rp12 miliar bagi korban… Read More

15 hours ago

Daftar Saham Penopang IHSG Sepekan: BUMI, BRMS hingga DSSA

Poin Penting IHSG menguat 0,32 persen sepanjang pekan 8–12 Desember 2025 dan ditutup di level… Read More

15 hours ago

IHSG Sepekan Naik 0,32 Persen, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp15.882 Triliun

Poin Penting IHSG naik 0,32 persen dalam sepekan ke level 8.660,49, serta mencatat rekor tertinggi… Read More

16 hours ago