Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ungkap Indonesia bisa ambil peluang emas tarik investor dari memanasnya tensi geopolitik Korsel dan Suriah. (Foto: istimewa)
Jakarta – Mahkamah Agung (MA) resmi menolak permohonan kasasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex terkait dengan keputusan pailit dari Pengadilan Niaga Semarang yang diajukan PT Indo Bharat Rayon.
Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah terus mendorong Sritex untuk tetap menjalankan produksi agar menjaga tenaga kerja.
“Kalau Sritex kan kemarin dalam posisi dipailitkan. Jadi posisi kemarin dan posisi hari ini kan sebetulnya sama. Sama artinya kemarin sedang berproses kasasi. Nah artinya pemerintah mendorong ini going concern,” kata Airlangga di Jakarta dikutip 20 Desember 2024.
Airlangga mengaku pihaknya juga sudah bertemu dengan manajemen dan para kreditur Sritex untuk menyatukan visi bahwa Sritex harus terus beroperasi dengan tujuan menjaga lapangan kerja.
“Saya juga berbicara dengan manajemen sirtex supaya going concern tetap terjaga dan juga para kreditur termasuk salah satunya yang terbesar kan yang BNI untuk memimpin para kreditur ini agar setujuan dengan pemerintah untuk menjaga lapangan kerja,” ungkapnya.
Baca juga: Citi Indonesia Buka Suara Terkait Utang Sritex yang Pailit
Baca juga: Airlangga Ungkap Sektor Kunci Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Airlangga juga mendorong agar industri tekstil agar melakukan moderenisasi atau memperbaharui teknologi produksi. Pasalnya, ia menilai industri tekstil masih akan berkembang melihat produk-produk lifestyle diminati dan ekspornya tinggi.
Sehingga, pemerintah memberikan insentif kepada industri padat karya supaya mereka mengganti mesin, antara lain subsidi kredit investasi sebesar 5 persen.
“Sektor padat karya itu pemerintah akan subsidi 5 persen. Jadi kalau perbankan kasih kredit Rp500 juta sampai Rp10 miliar biasanya itu bunganya antara 9-11 persen tetapi industrinya nanti diberi diskon oleh pemerintah atau pemerintah tanggung 5 persen. Jadi mereka hanya bayar 6 persen. Nah ini upaya untuk mendorong supaya mereka ganti mesin,” ungkapnya. (*)
Editor: Galih Pratama
“Tapi mereka harus aktif, mereka yang betul-betul ingin melakukan modernisasi pabrik dan biasanya kan kalau kredit investasi bisa 5-7 atau 8 tahun,” tambahnya. (*)
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More
Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More