Ekonomi dan Bisnis

Luhut: RI Punya Potensi Bisnis Berkelanjutan yang Besar

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, menjelaskan betapa besarnya potensi pasar Indonesia untuk pengembangan bisnis berkelanjutan. Hal ini ia terangkan saat menyampaikan presentasi di depan para pelaku bisnis industri keuangan Korea Selatan pada acara K-Finance Week in Indonesia 2023.

Luhut katakan bahwa potensi segmen bisnis berkelanjutan di Indonesia ini berkaitan dengan energi solar dan baterai untuk keperluan kendaraan listrik. “Untuk energi solar dan baterai, kita lihat ini sedang mengalami peningkatan permintaan. Kita juga sudah melakukan penandatanganan kerjasama dengan Singapura bulan lalu, dimana kita bisa mengekspor energi bersih untuk Singapura. Tapi sekali lagi, kita mau kerjasama ini bersifat end to end,” ujar Luhut, pada acara yang diadakan di Jakarta, Kamis (11/5) itu.

Lebih lanjut, Luhut tegaskan, ia ingin kerjasama itu bersifat menyeluruh dimana ia memberikan contoh bagaimana Singapura membantu pembangunan infrastruktur solar panel untuk penyerapan energi solar yang banyak terdapat di Indonesia. Luhut lalu berharap bahwa Indonesia juga bisa berkolaborasi dengan Korea Selatan untuk mengembangkan solar panel dan rantai pasokan baterai di Indonesia.

“Kita bisa melakukan ini bersama-sama. Kita punya banyak materialnya. Anda punya teknologi yang bagus dan dana yang besar. Kita Indonesia juga punya pasar yang besar, 300 juta populasi pada 2030, dimana kelompok kelas menengah kita akan mencapai 80 juta orang di waktu tersebut,” jelas Luhut.

Sementara itu, masih di kesempatan yang sama, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Lee Sang Deok, membeberkan betapa besarnya potensi kekayaan alam di Indonesia untuk bisa dikelola bersama-sama dalam rangka kerja sama win-win solution antara kedua negara.

“Indonesia memainkan peran besar dalam percaturan perekonomian global. Dimana Indonesia telah menunjukkan kesuksesannya dalam mengendalikan pandemi Covid-19, mendorong penerapan energi berkelanjutan, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui Presidensi G20 di Bali tahun lalu dan KTT Asean tahun ini,” ucap Deok.

Deok juga mengungkapkan jika Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjalin kerja sama strategis dengan pemerintah Korea Selatan. “Dengan menggabungkan teknologi canggih yang dimiliki Korea Selatan dengan kekayaan sumber daya alam dan besarnya potensi pasar yang dimiliki Indonesia, maka kita bisa melakukan proyek-proyek strategis besar untuk mencapai kemakmuran bersama,” sambung Deok. Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Tabungan Jadi Prioritas atau Gaya Hidup? Simak Pandangan UOB Indonesia

Jakarta - UOB Indonesia memandang pentingnya literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami dan mengelola keuangan pribadi… Read More

4 hours ago

OJK Tegaskan Penghapusan Utang Kredit UMKM Tak Perlu Aturan Turunan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa penghapusan utang kredit usaha mikro, kecil, dan… Read More

6 hours ago

Strategi UNTD Hadapi Persaingan Motor Listrik di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Tangerang - PT Terang Dunia Internusa Tbk, menyiapkan sejumlah strategi khusus menghadapi pelemahan daya beli… Read More

7 hours ago

Gara-gara Kasus Investree, OJK Tegas Bakal Lakukan Ini ke Industri Fintech Lending

Jakarta - Kasus yang menimpa PT Investree Radhika Jaya atau Investree menyita perhatian masyarakat, dianggap… Read More

8 hours ago

Era Open Banking, OJK Wanti-wanti 3 Tantangan Ini ke Industri Perbankan

Jakarta - Istilah open banking mengacu kepada aksesibilitas data yang semakin terbuka, memungkinkan bank untuk… Read More

8 hours ago

Gelar Indonesia Knowledge Forum 2024, BCA Dorong Penguatan Sektor Bisnis

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2024, di… Read More

8 hours ago