Oleh Eko B. Supriyanto, Pemimpin Redaksi Infobank Group
LEBIH dari dua dekade (23 tahun), soal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) bak cerita bersambung. Sudah enam pemerintahan – cerita BLBI tak juga kunjung tamat. Sejak pemerintahan Soeharto hingga Presiden Joko Widodo, “sinetron” BLBI makin menarik dengan bumbu penyedap yang makin kaya rasa. Padahal, biaya krisis tahun 1917/1998 sudah terbayarkan dengan membaiknya bank-bank dan ekonomi setelah krisis moneter. Salah satu kontribusi BRI dalam mengisi kas Negara.
Entah sangking banyaknya bumbu penyedap sehingga hilang esensi tujuan kebijakan BLBI dan penerbitan obligasi rekap untuk menghidupkan bank-bank. Juga, untuk mendorong dan memulihkan ekonomi yang negatif. Kebijakan penanganan krisis itu adalah agar bank-bank hidup kembali, memberikan kredit, sektor riil hidup. Juga, ada tenaga kerja yang terserap dan pada akhirnya pajak untuk negara.
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More