Oleh Eko B. Supriyanto, Pemimpin Redaksi Infobank Group
LEBIH dari dua dekade (23 tahun), soal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) bak cerita bersambung. Sudah enam pemerintahan – cerita BLBI tak juga kunjung tamat. Sejak pemerintahan Soeharto hingga Presiden Joko Widodo, “sinetron” BLBI makin menarik dengan bumbu penyedap yang makin kaya rasa. Padahal, biaya krisis tahun 1917/1998 sudah terbayarkan dengan membaiknya bank-bank dan ekonomi setelah krisis moneter. Salah satu kontribusi BRI dalam mengisi kas Negara.
Entah sangking banyaknya bumbu penyedap sehingga hilang esensi tujuan kebijakan BLBI dan penerbitan obligasi rekap untuk menghidupkan bank-bank. Juga, untuk mendorong dan memulihkan ekonomi yang negatif. Kebijakan penanganan krisis itu adalah agar bank-bank hidup kembali, memberikan kredit, sektor riil hidup. Juga, ada tenaga kerja yang terserap dan pada akhirnya pajak untuk negara.
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More