News Update

LPS: Risiko Likuiditas Perbankan Meningkat

Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, meski loan to deposit (LDR) terus mengalami peningkatan, namun kondisi likuiditas perbankan masih cukup stabil. Berdasarkan datanya, LDR bank umum pada Juli 2018 tercatat sebesar 93,11 persen atau meningkat bila dibandingkan dengan LDR di bulan sebelumnya yang sebesar 92,13 persen.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan di Jakarta, 12 September 2018. Menurutnya, meski kondisi likuiditas masih stabil, namun tidak menutup kemungkinan risiko likuiditas bakal mengalami peningkatan di tengah tren kenaikan bunga simpanan dan membaiknya penyaluran kredit.

“Kondisi likuiditas masih relatif stabil namun terdapat tendensi risiko likuiditas meningkat di tengah tren kenaikan bunga simpanan dan membaiknya penyaluran kredit. Risiko likuiditas diperkirakan masih cukup tinggi pada periode September–Desember 2018,” ujarnya.

Risiko likuiditas yang diperkirakan masih cukup tinggi pada September–Desember 2018 ini, kata dia, dipicu oleh potensi kenaikan suku bunga AS (The Fed) yang akan dilakukan pada September ini, yang juga memberikan sentimen ke penguatan dolar AS. Risiko likuiditas yang meningkat juga dipicu oleh kondisi perekonomian global tengah terjadi.

Baca juga: LPS Naikkan Bunga Penjaminan 25 Bps Jadi 6,5%

“Kekhawatiran mengenai dampak eskalasi perang dagang, volatilitas di pasar finansial yang tinggi, serta dampak kenaikan bunga acuan sepanjang Mei hingga Agustus lalu menjadi downside risk bagi kondisi likuiditas di pasar keuangan dalam negeri,” ucapnya.

Di sisi lain, lanjut dia, perbankan hingga saat ini juga masih berada dalam proses penyesuaian merespon kenaikan kebijakan moneter di tengah laju pertumbuhan kredit yang relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan simpanan. Pertumbuhan kredit pada Juli 2018 tercatat 11,34 persen, sedangkan DPK tercatat tumbuh 6,89 persen (yoy).

Sementara itu, untuk posisi kewajiban BI kepada pemerintah pusat di akhir Agustus 2018 cenderung naik dari Rp143,9 triliun pada akhir Juli 2018 menjadi Rp197,7 triliun pada Agustus 2018. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah menarik likuiditas melalui aktivitas fiskal dari sistem pada periode Juli-Agustus.

Berdasarkan data bulan Juli 2018 cakupan penjaminan LPS masih memadai (di atas mandat UU minimal sebesar 90 persen dari total nasabah). Per Juli 2018 cakupan penjaminan LPS secara jumlah rekening tercatat sebesar 99,90 persen (261,806,206 dari total rekening 262,058,775) atau setara nominal 53,34 persen (Rp2.915,9 triliun dari total nominal Rp5.466,3 triliun). (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

5 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

6 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

6 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

1 day ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

1 day ago