Meski demikian, kata dia, sejauh ini prospek perbankan nasional ke depan masih sangat positif. Terlebih, dengan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang sudah diturunkan sebanyak delapan kali menjadi 4,25 persen, tentu diharapkan bakal direspon perbankan dan mendorong penyaluran kredit.
“Dengan rendahnya suku bunga di global dan domestik maka kita melihat ekonomi akan tetap terdorong. Suku bunga kita saat ini berada di 4,25 persen, intinya pelaku pasar melihat bahwa likuiditas global diperkirakan tetep ample. Perbankan kita prospeknya juga sangat positif,” ucap Fauzi.
Menurutnya, suku bunga acuan BI akan tetap stabil pada angka 4,25 persen hingga akhir tahun ini. Tertutupnya ruang untuk diturunkannya kembali suku bunga acuan, terkait dengan dengan tren perbaikan kondisi makroekonomi di dalam negeri, dan juga untuk mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga AS di akhir tahun.
“Ketidakpastian sudah menurun. Suku bunga global diperkirakan tetap rendah. Suku bunga kita juga diperkirakan tetap stabil, investasi di pasar modal juga prospeknya tetap masih kuat, ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi daya tarik investor,” tutup Fauzi. (*)
Page: 1 2
Jakarta - PT Helios Informatika Nusantara (Helios), perusahaan penyedia infrastruktur digital asal Indonesia, resmi ditunjuk… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai jalur negosiasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Otoritas Jasa Keuangan… Read More
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 25 April 2025, kembali… Read More
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Delegasi dan Koordinator Perundingan atas Kebijakan Tarif… Read More
Jakarta - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menyatakan akan kembali mengajukan penambahan… Read More