Headline

LPS: Peningkatan Risiko Likuditas Mulai Berkurang

Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, potensi peningkatan risiko likuiditas perbankan yang terjadi belakangan ini sudah mulai menunjukkan penurunan. Namun demikian, pengetatan likuiditas diproyeksikan masih akan berlangsung pada tahun 2019.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah di Jakarta, Selasa, 29 Januari 2019. Menurunnya potensi peningkatan risiko likuiditas perbankan sejalan dengan berbagai upaya yang telah dilakukan baik oleh regulator terkait dan juga pemerintah.

“Kami juga melihat pernah terjadi beberapa kali adanya potensi pengetatan likuiditas namun dewasa ini sudah kembali menunjukkan perbaikan,” ujar Halim.

Asal tahu saja, rasio kredit terhadap DPK atau loan to deposit ratio (LDR) tercatat masih cukup tinggi, per Oktober 2018 LDR perbankan masih berada pada kisaran 93 persen. Rasio LDR sendiri menjadi parameter untuk melihat ketersediaan dana (likuiditas) perbankan untuk memenuhi penyaluran kreditnya.

Pertumbuhan kredit yang relatif lebih tinggi dibanding dengan DPK di industri perbankan secara rata-rata, telah memberikan tekanan terhadap risiko likuiditas perbankan, khususnya pada kelompok bank BUKU III (bank dengan modal inti Rp5 triliun-Rp30 triliun) yang memiliki LDR diatas 100 persen yang memicu persaingan tingkat suku bunga.

Baca juga: BI Pastikan Likuiditas Cukup Untuk Dorong Pertumbuhan Kredit

“Kami juga melakukan pemantauan terhadap gerakan DPK yang ada di perbankan, sekaligus juga melihat dampak yang ada terhadap kinerja bank-bank secara individual sesuai dengan tugas LPS di bidangnya,” ucapnya.

Adapun pertumbuhan DPK pada November 2018 tercatat sebesar 7,2 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,6 persen (yoy). Sedangkan pertumbuhan kredit tercatat sebesar 12,1 persen (yoy). Di 2019, kredit diprediksi dapat tumbuh dalam kisaran 10-12 persen (yoy) dan DPK tumbuh sekitar 8-10 persen (yoy).

Dia mengungkapkan, bahwa sepanjang tahun lalu LPS melihat pergerakan DPK masih dalam batas yang wajar, dan tidak terjadi perpindahan dana yang mengkawatirkan. Dengan demikian persaingan dana antara bank kecil dan bank besar belum menunjukkan kekhawatiran. Sehingga, potensi peningkatan risiko likuiditas pun akan berkurang.

“Kita melihat sepanjang tahun lalu suku bunga deposito rupiah pada 66 bank yang kami pantau sebagai banchmark telah meningkat 66 basis poin menjadi 6,17 persen,  sementara suku bunga valuta asing pada bank banchmark pada periode yang sama meningkat 64 basis poin menjadi 1,21 persen,” paparnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

11 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

12 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

15 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

16 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

16 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

18 hours ago