Categories: News UpdatePerbankan

LPS: Pembengkakan NPL Masih Harus Diwaspadai

Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memandang, perbankan harus terus mewaspadai rasio kredit macet non-performing loan atau NPL perbankan hingga akhir tahun 2019. Pihaknya menilai, rasio kredit macet masih akan berada pada kisaran 2,50% hingga 3,0% ditengah kondisi perlambatan ekonomi global.

Hal tersebut disampaikan Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan saat menghadiri seminar economic outlook “Keketatan Likuiditas dan NPL Ancam Perbankan Nasonal” di Jakarta. Menurutnya pertumbuhan ekonomi RI yang masih dikisaran 5% penjadi daya tahan kualitas kredit perbankan.

“NPL akhir tahun tidak akan berubah banyak karena memang pertumbuhan ekonominya stabil. Yang menjadi support buffer perbankan itu kan pertumbuhan ekonomi ditambah turunnya suku bunga global dan suku bunga rupiah,” kata Fauzi di Jakarta, Senin 4 November 2019.

Tak hanya itu, untuk penyaluran kredit perbankan hingga akhir tahun juga diperkirakan masih akan tetap terjaga positif seiring dengan masih tingginya konsumsi masyarakat. Dengan begitu, kedepan perbankan diharapkan dapat lebih memperluas ekspansi kreditnya.

“Pertumbuhan kredit itu berkaitan dengan akselerasi ekonomi global dan pertumbuhan dalam negeri yang relatif stabil. Dari sisi industri perbankan perbankan Indonesia adalah salah satu yang tersehat di dunia kalau kita lihat CAR, net interest margin, return on asset,” tambah Fauzi.

Sebagai informasi, berdasarkan data OJK hingga September 2019, lembaga jasa keuangan mencatatkan profil risiko pada level yang manageable. Risiko kredit perbankan berada pada level yang rendah, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan sebesar 2,66% (NPL net: 1,15%). Angka tersebut terlihat mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yang masih terjaga pada 2,60%.

Sedangkan pada Kredit perbankan hingga September 2019 masih mencatat pertumbuhan sebesar 7,89% yoy, atau lebih rendah dibanding bulan lalu yang mencatatkan pertumbuhan 8,59%. Walau begitu, pertumbuhan kredit masih didorong oleh kredit investasi yang tetap tumbuh di level 12,84% yoy. Sementara itu, pertumbuhan piutang pembiayaan masih mengalami moderasi pertumbuhan di level 3,5% yoy. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Evelyn Halim, Dirut SG Finance, Raih Penghargaan Top CEO 2024

Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More

2 hours ago

Bos Sompo Insurance Ungkap Tantangan Industri Asuransi Sepanjang 2024

Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More

2 hours ago

BSI: Keuangan Syariah Nasional Berpotensi Tembus Rp3.430 Triliun di 2025

Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More

3 hours ago

Begini Respons Sompo Insurance soal Program Asuransi Wajib TPL

Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More

4 hours ago

BCA Salurkan Kredit Sindikasi ke Jasa Marga, Dukung Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban

Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More

4 hours ago

Genap Berusia 27 Tahun, Ini Sederet Pencapaian KSEI di Pasar Modal 2024

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More

5 hours ago