Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pertumbuhan kredit diperkirakan masih akan tertahan sampai dengan awal tahun 2018, sejalan dengan dampak dari langkah pelaku bisnis yang memilih menahan ekspansi dan mengakumulasi cash serta strategi bank yang lebih selektif dalam menyalurkan kredit baru.
Berdasarkan datanya, penyaluran kredit perbankan pada September 2017 menunjukkan pertumbuhan yang melambat, yakni dari 8,2 persen year-on-year (yoy) melambat menjadi 7,8 persen (yoy). Dengan adanya perkembangan ini, maka rasio kredit terhadap simpanan (LDR) pada September 2017 mencapai 88,7 persen.
Sementara itu, Dana pihak ketiga (DPK) perbankan hingga akhir September 2017 tumbuh sebesar 11,6 persen (yoy), lebih tinggi dari capaian bulan sebelumnya yang hanya sebesar 9,6 persen (yoy). Secara bulanan DPK juga meningkat sebesar 1,79 persen, lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun 2016 lalu.
Direktur Group Surveilans & Stabilitas Sistem Keuangan LPS, Doddy Ariefianto di Jakarta, Selasa, 12 Desember 2017 mengatakan, pertumbuhan DPK yang naik hingga akhir September memberikan sinyal bahwa nasabah masih terus mengakumulasi cash di tengah kecenderungan bunga dana yang rendah.
“Akan tetapi, kinerja DPK tersebut diperkirakan akan tetap berada di bawah capaian rata-rata dalam lima tahun terakhir,” ujarnya.
Di sisi lain, rata-rata bunga deposito bank acuan LPS pada akhir November 2017 tercatat sebesar 5,56 persen, turun 9 bps dari posisi akhir Oktober 2017. Hal yang sama terjadi pada rata-rata suku bunga minimum yang turun 7 bps menjadi 4,77 persen, demikian pula pada rata-rata suku bunga maksimum yang turun 11 bps jadi 6,35 persen.
“Hingga akhir tahun, tren penurunan suku bunga masih terus terjadi meski dengan laju yang lebih lambat dan terjadi hanya pada kelompok bank tertentu,” ucapnya.
Menurutnya, tren penurunan bunga deposito tersebut diproyeksikan masih akan terus terjadi terutama pada kelompok bank BUKU 4 dan 3. Namun kelompok bank BUKU 2 dan 1 merespon dengan tingkat penurunan yang lebih rendah. Potensi kenaikan tingkat bunga DPK secara temporer di akhir tahun relatif terbatas di tengah kondisi likuiditas yang cukup baik.
“Penurunan suku bunga kebijakan yang direspons pula dengan penurunan tingkat bunga penjaminan LPS akan mempengaruhi ekspektasi bunga pasar perbankan hingga awal tahun yang diproyeksikan juga masih rendah,” tutupnya. (*)
Jakarta – PT Bank QNB Indonesia Tbk ("Bank"), anak usaha QNB Group, institusi finansial terbesar… Read More
Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada hari ini (18/11) telah melangsungkan Rapat… Read More
Dukung Akses Telekomunikasi danInformasi, IIF Salurkan Kredit SindikasiRp500 miliar. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)bekerja sama… Read More
Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) resmi menjual salah satu kepemilikan aset propertinya, yakni… Read More
Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: BBNI) menempati posisi penting… Read More
Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) menyebutkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai… Read More