Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, kenaikan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang cukup besar dalam waktu singkat berpotensi mempengaruhi pola penyaluran kredit perbankan. Asal tahu saja, Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 100 bps menjadi 5,25 persen di periode Mei-Juni 2018.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Direktur Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto, dalam risetnya di Jakarta, Jumat, 13 Juli 2018. Menurutnya, terdapat risiko perlambatan pertumbuhan akibat proses penyesuaian tingkat bunga baik disisi dana maupun kredit oleh perbankan.
“Kenaikan bunga acuan yang cukup besar dalam waktu singkat berpotensi mempengaruhi pola penyaluran kredit dan dana sebab potensial mempengaruh target kinerja Net Interest Margin (NIM),” ujarnya.
Namun demikian, kata dia, pemulihan pertumbuhan kredit diprediksi akan terus berlanjut secara bertahap, meski adanya risiko perlambatan akibat proses penyesuaian tingkat bunga. Pemulihan pertumbuhan kredit secara bertahap ini sudah terlihat diperiode Mei 2018, di mana pertumbuhan kredit sudah tercatat double digit atau 10,26 persen.
Baca juga: BI: Pertumbuhan Kredit Juni Bakal Sentuh 11%
“Hingga akhir tahun ini, pertumbuhan kredit diperkirakan akan berkisar di level 10 persen,” ucapnya.
Penyaluran kredit perbankan di Mei 2018 yang sebesar Rp4.908,9 triliun atau tumbuh 10,26 persen (yoy) ini didorong oleh peningkatan penyaluran kredit kepada debitur korporasi. Pertumbuhan kredit korporasi memiliki pangsa 49 persen dari total kredit atau tercatat tumbuh sebesar 10,6 persen (yoy), meningkat dibanding pertumbuhan di bulan sebelumnya yang sebesar 7,6 persen (yoy).
Sedangkan debitur perseorangan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9,4 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 9,7 persen (yoy).
Peningkatan pertumbuhan kredit perbankan tersebut terjadi pada seluruh jenis penggunaannya. Kredit investasi (Kl) tumbuh meningkat dari 7,5 persen (yoy) pada April 2018 menjadi 8,1 persen (yoy). Sementara Kredit Modal Kerja (KMK) juga tumbuh meningkat dari 8,2 persen (yoy) menjadi 10,4 persen (yoy) terutama disebabkan oleh akselerasi penyaluran KMK pada sektor PHR dan sektor konstruksi.
Selanjutnya, untuk Kredit Konsumsi (KK) tercatat tumbuh meningkat dari 11,2 persen (yoy) pada April 2018 menjadi 11,7 persen (yoy) di Mei 2018 terutama didorong oleh akselerasi KPR dan Kredit Multiguna.
Menurut Bank Sentral, dampak peningkatan suku bunga acuan terhadap suku bunga kredit dan simpanan berjangka masih terbatas. Perkembangan suku bunga sampai dengan Mei 2018 tercatat masih melanjutkan dampak penurunan suku bunga BI di periode sebelumnya. Pada Mei 2018, rata-rata suku bunga kredit perbankan pada Mei 2018 tercatat sebesar 11,06 persen, turun 4 basis poin dari bulan sebelumnya. (*)
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More