News Update

LPS: Bunga Kredit Single Digit Sulit Terealisasi

Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, keinginan pemerintah untuk mendorong suku bunga kredit perbankan menjadi single digit sepertinya sulit untuk terealisasi di tahun ini dan tidak bisa secepat yang diharapkan, meski Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan kembali suku bunga acuannya menjadi 4,5 persen.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Direktur Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS, Mochammad Doddy Ariefianto dalam laporannya, di Jakarta, Kamis, 7 September 2017. Menurutnya, permasalahan suku bunga kredit di Indonesia memang sesuatu yang sangat kompleks.

“Karena terkait dengan tingkat inflasi, tingkat efisiensi intermediasi perbankan dalam hal ini adalah Net Interest Margin (NIM), serta kondisi defisit neraca berjalan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, kata dia, diperlukan peta jalan (road map) yang jelas untuk mengidentifikasi setiap hambatan dalam upaya penurunan suku bunga kredit. Dimana selama ini, perbankan dianggap sangat lambat dalam merespon pelonggaran kebijakan moneter BI melalui suku bunganya.

Berdasarkan data BI, per Juli 2017 rata-rata suku bunga kredit perbankan tercatat sebesar 11,73 persen, atau turun 4 bps dari bulan sebelumnya. Suku bunga kredit terus menurun namun lambat, sejak BI menurunkan suku bunga acuannya hingga 175 bps sejak awal 2016 sampai Agustus 2017.

Meski global political risk dan kenaikan Fed Fund Rate masih membayangi kondisi perekonomian domestik, keputusan BIuntuk kembali menurunkan bunga acuannya diharapkan bisa menopang laju pertumbuhan kredit yang masih lambat.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perbankan untuk dapat segera menurunkan suku bunga kreditnya di bawah 10 persen atau menjadi single digit. Hal ini sejalan dengan penurunan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate yang pada Agustus 2017 telah turun menjadi 4,5 persen.

Kebijakan penurunan suku bunga acuan ini dilakukan agar perbankan menurunkan suku bunga kredit dan mendorong peningkatan daya beli masyarakat. Menurutnya, penurunan suku bunga acuan BI bisa menjadi modal awal untuk mendorong seluruh perbankan di Indonesia dapat menurunkan suku bunga kredit. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Tetap Beroperasi, Simak Jadwal LRT Jabodebek Selama Libur Lebaran 2025

Jakarta - LRT Jabodebek akan tetap melayani masyarakat selama libur Idul Fitri 2025. Untuk mendukung… Read More

9 hours ago

Daftar 5 Saham Penopang Penguatan IHSG Sepekan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 24-27 Maret 2025 mengalami penguatan sebesar… Read More

12 hours ago

Strategi Bank Mega Syariah Hadapi Lonjakan Transaksi Selama Lebaran

Jakarta – Bank Mega Syariah memastikan kesiapan layanan untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah selama periode… Read More

12 hours ago

Jelang Lebaran, Begini Gerak Saham Bank Indeks INFOBANK15 dalam Sepekan

Jakarta - Jelang libur panjang Nyepi dan Lebaran 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada… Read More

12 hours ago

Hingga H-1 Lebaran, 3,4 Juta Tiket KAI Ludes Terjual

Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat tingginya animo masyarakat dalam menggunakan layanan kereta… Read More

13 hours ago

Daya Beli Lesu, Ramadhan-Idul Fitri Dinilai Tak Mampu Dongkrak Ekonomi Kuartal I-2025

Jakarta - Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memperkirakan perputaran uang selama Ramadan dan… Read More

13 hours ago