Gresik–Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI) atau Indonesia Eximbank berkomitmen untuk membantu UMKM berorientasi ekspor sebesar Rp700 miliar. Masing- masing UMKM bisa mendapatkan bantuan sampai dengan Rp 50 miliar.
Terkait dengan keluarnya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1231/KMK.08/2015, LPEI mendapatkan mandat khusus untuk Mendukung Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah Tahun 2015. Dalam hal ini, penyaluran bantuan yang diberikan LPEI diberikan kepada badan usaha di bidang industri pengolahan (manufaktur) untuk komoditas berupa: produk olahan ikan, alas kaki, tekstil dan produk tekstil, dan furnitur. Keempat sektor ini, dinilai paling banyak mengalami penurunan akibat penurunan permintaan eskpor akibat perlambatan ekonomi global. Padahal, sektor ini pula yang dinilai paling banyak menyerap tenaga kerja.
Seperti dikutip dari keterangan tertulis LPEI, alasan itulah yang membuat LPEI mendapatkan tugas ini. Kiteria pelaku ekspor yang memenuhi syarat untuk memperoleh fasilitas bantuan LPEI ini adalah badan usaha yang memiliki omset per tahun paling banyak Rp 500 miliar. Di samping itu juga memiliki tenaga kerja paling sedikit 50 orang. Serta mengalami penurunan nilai ekspor dalam 12 bulan terakhir.
“Setiap pelaku ekspor paling banyak menerima fasilitas sebesar Rp 50 miliar dengan alokasi dana sebesar Rp 700 miliar dan jangka waktu penugasan sampai dengan 31 Desember 2016,” demikian dikutip dari keterangan tertulis LPEI, Kamis 10 Desember 2015.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, hari ini dijadwalkan melakukan kunjungan ke Gresik untuk meninjau dan berdiskusi langsung dengan UMKM penerima bantuan dari LPEI tersebut. Di Jawa Timur, beberapa UMKM yang berorientasi ekspor terkait dengan usaha perikanan. Sektor usaha ini menyumbang 7% dari total ekspor dan selama periode sembilan bulan terakhir (Jan-Sep 2015) telah mengalami penurunan 5.4% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Eksekutif LPEI Ngalim Sawega juga akan mendatangani dua Persetujuan Prinsip Pemberian Pembiayaan masing-masing dengan Suherman selaku Direktur PT. Cemerlang Laut Ambon (CLA) dan Thamrin Anwar selaku Direktur & Ultimate Shareholder PT. Araputra Fortuna Perkasa (AFP).
CLA, bergerak di sektor perikanan dan supplier dari PT Kelola Mina Laut (KML) yang memiliki pelanggan-pelanggan potensial pada lebih dari 40 pembeli yang tersebar di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan negara-negara Asia lainnya. Sedangkan AFP merupakan eksportir yang bergerak di bidang industri furnitur yang berlokasi di Tangerang, Banten.
“Implementasi Penugasan Khusus oleh LPEI merupakan bagian dari Paket Kebijakan Jilid I dan IV Pemerintah dalam mendukung prospek perekonomian Indonesia yang lebih baik dan berkelanjutan, khususnya sektor ekspor,” pungkas informasi tersebut. (*) Gina Maftuhah
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More