Kendal – Pandemi global Covid-19 yang berlangsung hampir dua tahun ini memberikan dampak bagi dunia ekonomi dan bisnis, tak terkecuali bagi para pelaku UMKM Indonesia. Kegiatan operasional para pelaku UMKM Indonesia menjadi terganggu, dan memaksa pelaku UMKM beradaptasi dengan perubahan di ekosistem bisnis.
Adanya kondisi tersebut, pergeseran aktivitas pemasaran dan perdagangan pun terjadi, dari yang awalnya dapat dilakukan secara offline atau langsung secara fisik di tempat, kini mengandalkan saluran digital dengan menerapkan strategi pemasaran secara online atau dikenal sebagai digital marketing.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam peningkatan ekspor nasional berupaya untuk menambah kompetensi para pelaku UMKM dengan memberikan berbagai pelatihan, salah satunya pelatihan pemasaran digital (digital marketing) bagi 52 pelaku UMKM asal Kendal yang bertempat di Pendopo Pemerintah Kabupaten Kendal.
Pelatihan yang diselenggarakan selama 2 hari tanggal 6-7 Oktober 2021 ini merupakan pelatihan kedua sebagai rangkaian agenda pelatihan Coaching Program for New Exporter (CPNE) tematik di Kota Kendal yang telah diadakan sejak bulan Juni lalu.
Pada hari pertama, hadir sebagai narasumber Sumhaji, salah satu eksportir yang juga lulusan CPNE tahun 2015 membagikan pengalaman dan tips bagaimana memanfaatkan media sosial sebagai saluran pemasaran bisnis ekspornya ke pasar global. Selain itu, ia juga mengajarkan memanfaatkan global marketplace, serta menyusun strategi pemasaran digital (digital marketing) sehingga produk yang dipasarkan dapat menarik minat calon pembeli dari luar negeri.
“Di masa pandemi seperti saat ini strategi pemasaran digital memiliki peranan penting bagi para pelaku UMKM dalam menghadapi tantangan bisnis yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19. Pemasaran digital dapat menjadi alternatif bagi para pelaku UMKM untuk menggaet calon pembeli luar negeri secara online yang saat ini sulit dilakukan oleh para pelaku UMKM ditengah kebijakan pembatasan mobilisasi untuk memutus rantai penyebaran Covid-19,” ujarnya seperti dikutip keterangan LPEI, Rabu, 13 Oktober 2021.
Selain digital marketing, di hari kedua peserta juga diberikan pemahaman tentang metode pembayaran internasional serta informasi mengenai akses pembiayaan ekspor di LPEI. Topik ini tentu tidak kalah penting bagi UKM untuk dapat menembus pasar ekspor.
Direktur pelaksana II LPEI Maqin U. Norhadi menyampaikan, CPNE merupakan sebuah program pelatihan yang diberikan secara sistematis dan berkelanjutan. Pelatihan CPNE tematik Kendal ini merupakan wujud kolaborasi dan sinergi memajukan ekspor Indonesia antara LPEI dengan Pemerintah Kabupaten Kendal dalam rangka mendorong pelaku UKM dan komoditas unggulan daerah untuk masuk ke pasar internasional serta mampu meningkatkan ekspor Kabupaten Kendal.
“CPNE dirancang untuk memberikan pelatihan secara sistematis dan berkelanjutan. Artinya para peserta dibimbing dengan berbagai modul pelatihan dari mulai pelatihan dasar hingga tingkat lanjut selama 1 tahun. Sehingga diharapkan para pelaku UMKM dapat menjadi eksportir baru yang benar-benar siap bersaing di pasar global,” jelas Maqin. (*)
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More
Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan jumlah agen asuransi umum mencapai 500 ribu… Read More
Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More