Jakarta – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mendukung program Indonesia Spice Up The World (ISUTW) yang digagas pemerintah. Dukungan ini diberikan dengan membantu para pelaku usaha kuliner yang ingin merambah pasar internasional. Baik dari sisi pembiayaan maupun pendampingan dan pelatihan.
Dalam Focus Group Discussion (FGD) Kuliner Siap Ekspor – Indonesia Spice Up The World yang digelar LPEI, terungkap sejumlah tantangan yang harus dihadapi pelaku usaha kuliner ketika ekspansi ke luar negeri. Anglia Auwiness, generasi kedua pemilik Restoran Sari Ratu mengatakan, sebelum membuka cabang di luar negeri, banyak hal yang harus diperhatikan. Mulai dari pemilihan lokasi, suplai bahan baku, aspek legal, dan ketenagakerjaan.
“Pertama lokasi. Kita harus lakukan riset. Bagaimana kita mengetahui target market yang kita tuju. Kemudian bahan baku, di Malaysia dan Singapura memang bahan baku banyak, tapi tetap ada yang harus kita impor dari Indonesia. Supaya rasanya tetap otentik,” ujar Anglia dalam FGD yang digelar di kantor LPEI di Jakarta, Kamis, 24 Maret 2022.
Sementara Adhia Absar Arryman, Presiden Direktur Umara Group mengungkap banyak hal yang harus diperbaiki untuk mendorong keberhasilan kuliner Indonesia di luar negeri. Perbaikan ini membutuhkan kolaborasi dari banyak pihak, termasuk sinergi antar beberapa kementerian.
Ia bercerita, Umara Group pernah diajak kerja sama pihak Korea Selatan. Namun kerja sama urung terjadi lantaran nama Indonesia ternyata belum tercatat di data BPOM-nya Korea Selatan. Padahal, calon customer sudah puas dengan produk yang disiapkan Umara Group dan jumlah yang disepakati juga sangat besar. Tentu hal seperti itu sangat disayangkan. Saat ini Umara Group sedang mempersiapkan Kerjasama dengan Australia dan Belanda.
“Sekarang kita punya kapasitas sebenarnya. Dengan dukungan teknologi, kita bisa melakukan distrubusi secara borderless dan tidak tebatas,” ujarnya.
Adhia menambahkan, Indonesia membutuhkan blueprint agar kuliner Indonesia bisa mendunia. Pelaku bisnis, pemerintah, terasuk LPEI harus bergerak di blueprint yang sama. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri.
Gerald Grisanto, Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI mengatakan, dari hasil FGD ini pihaknya akan memetakan masalah yang sering dihadapi pelaku kuliner dalam ekspansi ke luar negeri. Setelahnya, LPEI akan melakukan koordinasi dengan kementerian terkait untuk mencari jalan keluar terbaik. Diplomasi diakui memainkan peran sangat penting untuk mendukung keberhasilan program Indonesia Spice Up The World. Maka perlu sinergi kuat antar pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Dari LPEI sendiri ada 2 hal yang bisa dilakukan. Pertama, mempersiapkan produk pembiayaan, dalam rangka mendukung pelaku usaha dalam negeri untuk membantu mereka membuka restoran di luar negeri. Perlu kolaborasi dengan perbankan yang ada di luar negeri. Kedua, mengatur strategi. Peran LPEI dalam mempersiapkan pembiayaan dan pelatihan-pelatihan untuk UMKM-nya,” terangnya kepada Infobank. (*) Ari Astriawan
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More