Nasional

LPEI dan KBRI Belanda Terbitkan Panduan Ekspor ke Eropa Lewat Rotterdam

Jakarta – Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag – Kerajaan Belanda merilis buku berjudul “Road to Rotterdam”, Kamis, 15 Mei 2025.

Buku Road to Rotterdam disusun oleh Economist LPEI dan Fungsi Ekonomi KBRI Den Haag. Buku ini mengulas peluang dan tantangan ekspor, serta karakteristik pasar di Belanda.

Secara simbolis, Ketua Dewan Direktur merangkap Plt. Direktur Eksekutif LPEI, Sukatmo Padmosukarso, menyerahkan buku tersebut kepada Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Umar Hadi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Fajarini Puntodewi, dan Ketua Umum Indonesia Diaspora SME Export Empowerment & Development (ID SEED), Ira Damayanti.

Buku Road to Rotterdam disusun di tengah urgensi untuk menyesuaikan strategi ekspor. Sebagaimana kita ketahui, perekonomian global diwarnai ketidakpastian yang semakin tinggi akibat perang tarif. Sehingga, upaya-upaya untuk memperluas pasar ekspor diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar Amerika Serikat (AS). Dalam kaitan ini, Belanda menjadi salah satu pasar yang kita sasar bersama,” ujar Sukatmo, dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 Mei 2025.

Baca juga: LPEI Dorong Ekspansi Industri Farmasi Indonesia ke Pasar Global

Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, H.E. Mayerfas, yang hadir secara daring, menegaskan pentingnya peran Belanda sebagai mitra dagang strategis Indonesia.

Ia menyebutkan, ekspor Indonesia ke Belanda mengalami peningkatan hingga double digit pada 2024.

Secara konektivitas, H.E. Mayerfas menyebut sekitar 80 persen ekspor Indonesia ke Eropa masuk melalui Pelabuhan Rotterdam, pelabuhan terbesar di Eropa dan salah satu yang tersibuk di dunia.

“Kolaborasi antara LPEI dan KBRI Den Haag dalam penyusunan buku ini diharapkan dapat menjadi referensi praktis dan memperkuat dukungan bagi eksportir untuk lebih berani melangkah ke pasar global, khususnya melalui Belanda sebagai gerbang Eropa,” kata Mayerfas.

Potensi Produk Indonesia di Pasar Eropa

Senior Economist LPEI, Donda Sarah Hutabarat menjelaskan, dari perspektif perdagangan internasional, Belanda memiliki posisi strategis sebagai eksportir terbesar ke-4 dan importir terbesar ke-9 di dunia.

Beberapa produk yang biasanya diekspor ke Amerika Serikat, seperti pakaian jadi, alas kaki, ban pneumatik, dan produk kimia, memiliki peluang besar untuk masuk ke pasar Eropa melalui Rotterdam.

Selain itu, Belanda menjadi target pasar yang menarik, karena memiliki profil risiko yang relatif rendah, ditopang oleh faktor-faktor seperti permintaan di dalam negeri yang baik; inflasi yang perlahan melandai, kekuatan mata uang Euro dan sovereign credit yang terjaga di level AAA oleh seluruh lembaga pemeringkat internasional dan (v) risiko kegagalan bayar perusahaan Belanda yang relatif rendah.

Ekspor RI ke Belanda

Pada tahun 2024, nilai ekspor Indonesia ke Belanda mencapai USD 4,71 miliar, meningkat signifikan sebesar 21,72 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Kenaikan itu didorong oleh kenaikan ekspor sejumlah komoditas, antara lain lemak dan minyak hewani/nabati (naik 22,39 persen YoY), alas kaki (naik 45,76 persen YoY), mesin dan perlengkapan elektrik (naik 13,55 persen YoY), besi dan baja (naik 298,04 persen YoY), serta kayu dan barang dari kayu (naik 8,55 persen YoY).

Sementara itu, komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Belanda sepanjang 2024 meliputi lemak dan minyak hewani/nabati — khususnya minyak kelapa dan minyak sawit — yang menyumbang 14,26 persen dari total ekspor.

Selain itu, produk kimia (13,23 persen), alas kaki (12,47 persen), bahan kimia organik (7,10 persen), serta ampas dan sisa industri makanan (6,74 persen) juga menjadi kontributor penting dalam struktur ekspor Indonesia ke Belanda.

Baca juga: LPEI Perkuat Tata Kelola dan Anti Gratifikasi untuk Ekspor Nasional 

“Sejumlah komoditas Indonesia seperti produk kimia, lemak dan minyak nabati/hewani, alas kaki, residu industri makanan, serta mesin dan perlengkapan elektronik memiliki potensi besar untuk memasuki pasar Belanda. Eksportir Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan volume ekspor, mengisi celah pasar yang ada, serta mengambil bagian dalam rantai pasok global yang terhubung melalui Belanda,” kata Donda.

Dorong Produk RI ke Pasar Ekspor

Ketua Umum Indonesia Diaspora SME Export Empowerment & Development (ID SEED), Ira Damayanti, menekankan pentingnya standarisasi dan sertifikasi bagi pelaku UMKM yang ingin masuk ke pasar Eropa. Ia menyarankan UMKM untuk memahami regulasi dan selera pasar di Belanda.

Sebagai contoh, untuk produk makanan dan minuman kemasan, pelaku usaha UMKM perlu mengetahui bahwa produk yang mengandung protein dari daging, telur dan produk yang mengandung susu (diary) tidak dapat masuk ke Eropa.

Untuk produk makanan-minuman ini juga diwajibkan untuk memiliki sertifikasi yang cukup tinggi untuk masuk ke pasar Eropa yang memang sangat memperhatikan kesehatan; misalnya sertifikasi HaCCP, sertifikasi organik EU atau label “gluten free”, “No MSG”, agar produk Indonesia bisa berdaya saing di pasar Eropa khususnya Belanda.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tren, demand dan selera konsumen di Eropa, khususnya Belanda yang tidak dapat disamakan dengan selera konsumen Indonesia. Cita rasa juga harus menyesuaikan selera konsumen lokal, misalnya tingkat kepedasan.

“Untuk memahami selera konsumen dan produk agar diterima, kita harus mengenalkan produk kita terlebih dahulu ke pasar Belanda di mana terdapat banyak diaspora Indonesia. Belanda dikenal sebagai pintu gerbang masuknya produk Indonesia ke Eropa, dengan banyaknya diaspora Indonesia yang bermukim di Belanda, tentu menjadi peluang besar bagi produk kita untuk menembus pasar Eropa secara lebih luas. Namun, kita juga harus menyiapkan diri dengan standarisasi dan sertifikasi yang sesuai,” ujar Ira.

Selain itu, Ira juga menyarankan pelaku usaha untuk memanfaatkan strategi trial market dengan memperkenalkan produk melalui berbagai event internasional di negara tujuan ekspor.

Upaya ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank, yang aktif memfasilitasi kegiatan promosi produk dalam berbagai forum internasional.

Adapun buku Road to Rotterdam ini dapat diunduh secara gratis di website Indonesiaeximbank.go.id dengan mengisi form yang tersedia. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

45 mins ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

55 mins ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

2 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

3 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

4 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

4 hours ago